Penguasaan bahasa oleh anak dimulai sejak ia masih bayi, dan berkembang selaras dengan perkembangan usianya. Dalam konteks ini, teori empiris menyediakan penjelasan yang mendalam tentang bagaimana proses ini berlangsung. Teori ini mencontohkan pengaruh lingkungan dan interaksi sosial dalam perkembangan bahasa anak.
Proses Perkembangan Bahasa
Sebagai awal, ketika masih bayi, anak mulai dengan mengenal suara dan ritme bahasa yang digunakan di lingkungannya melalui pendengaran. Ekspresi pertama mereka umumnya berupa tangisan, tawa, dan suara-suara lain yang tidak berarti secara leksikal tetapi penting dalam komunikasi awal.
Di usia sekitar 6 hingga 12 bulan, bayi mulai mengeluarkan bunyi-bunyian yang lebih mirip bahasa, seperti menggunggah-gumam atau memaksakan suara tertentu, proses ini dikenal sebagai “babbling”. Ini merupakan tahap awal dari pembelajaran bahasa.
Selanjutnya, kira-kira pada usia 12-18 bulan, anak mulai merangkai kata-kata yang lebih jelas dan memahami beberapa kata penting dari bahasa yang sering dia dengar. Ini adalah tahap awal dari pemahaman makna dan tata bahasa.
Kemudian, saat berumur sekitar 2 hingga 3 tahun, anak mulai mengkonstruksi kalimat sederhana, dan meningkatkan pemahaman dan penguasaan atas aturan-aturan gramatikal.
Teori Empiris Tentang Perkembangan Bahasa Anak
Teori empiris beranggapan bahwa penguasaan bahasa oleh anak terjadi melalui proses belajar atau pengalaman. Menurut teori ini, anak mengasimilasi aturan-aturan bahasa dari lingkungannya melalui interaksi dan percakapan sehari-hari.
Anak mempelajari bunyi, struktur kata, dan aturan sintaksis dari bahasa yang digunakan di sekitarnya. Karena itu, lingkungan dan interaksi sosial memiliki peran penting dalam perkembangan bahasa anak menurut teori empiris.
Teori ini juga menekankan pentingnya pemodelan dan penguatan dalam proses belajar bahasa. Pemodelan terjadi ketika anak mencoba meniru apa yang dia lihat dan dengar. Sementara penguatan adalah respons positif yang diberikan orang dewasa terhadap percobaan anak dalam menggunakan bahasa, yang secara tidak langsung mendorong anak untuk terus belajar.
Teori empiris juga menunjukkan bahwa pra-konsep dan pengalaman pribadi anak turut mempengaruhi cara mereka memahami dan menggunakan bahasa. Dengan demikian, proses ini tidak hanya pasif, tetapi juga melibatkan konstruksi aktif makna oleh anak.
Jadi, jawabannya apa? Bahwa perkembangan bahasa pada anak dimulai ketika ia masih bayi dan berkembang sesuai usianya. Proses ini dilihat oleh teori empiris sebagai hasil dari pengalaman belajar dan interaksi dengan lingkungan sekitar, dan ini melibatkan baik pengasimilasian aturan-aturan bahasa yang disediakan lingkungan dan konstruksi aktif makna oleh anak itu sendiri.