Penyelidikan genetika klasik mengacu pada pemahaman kita tentang hereditas berdasarkan persilangan mendel dalam organisme seperti tanaman kacang. Menurut prinsip kedominan Gregor Mendel, jika dua fenotip berbeda dalam spesies tertentu saling kawin (berarti satu fenotip dominan dan yang lainnya resesif), generasi pertama (F1) hasil persilangan akan menunjukkan fenotip dominan. Jadi apabila kita menyilangkan tanaman kacang berbiji coklat (dominan) dengan tanaman kacang berbiji putih (resesif), hasil F1 pada persilangan tersebut akan seperti apa?
Dari hasil persilangan di atas, dapat disimpulkan bahwa F1 atau Generasi pertama hasil persilangan antara tanaman kacang berbiji coklat yang dominan dengan kacang berbiji putih yang resesif akan menghasilkan tanaman kacang berbiji coklat. Ini didasarkan pada hukum Mendel yang pertama, hukum Dominasi.
Ini berarti bahwa tanaman kacang berbiji coklat (dominan) mampu untuk menutupi sifat-sifat tanaman kacang berbiji putih (resesif) pada generasi pertama (F1). Oleh karena itu, hasil F1 pada persilangan tersebut akan menunjukkan karakteristik dominan, atau dalam hal ini, biji kacang berwarna coklat.
Namun, perlu dicatat bahwa ini hanya berlaku pada generasi F1. Pada generasi F2 (ketika F1 disilangkan di antara mereka), kita akan melihat penerapan hukum Mendel kedua, yaitu Hukum Pemisahan, di mana karakter resesif (biji putih) dapat muncul kembali.
Mendelisme dapat menjadi subjek yang rumit, tetapi dengan pengertian dasar tentang dominasi dan hukum Mendel, kita dapat memahami konsep dasar hereditas dan genetika.