Budaya

Gerakan dari Orang per Orang dan Kelompok-kelompok di Antara Kedudukan-Kedudukan Sosial Ekonomi yang Berbeda Merupakan Definisi Mobilitas Sosial Menurut Siapa?

×

Gerakan dari Orang per Orang dan Kelompok-kelompok di Antara Kedudukan-Kedudukan Sosial Ekonomi yang Berbeda Merupakan Definisi Mobilitas Sosial Menurut Siapa?

Sebarkan artikel ini

Mobilitas sosial adalah istilah yang sering digunakan dalam sosiologi untuk merujuk pada pergerakan individu atau kelompok antara berbagai posisi dalam masyarakat. Fenomena ini tak hanya terjadi dalam konteks sosial ekonomi, melainkan juga dalam berbagai aspek lainnya. Konsep mobilitas sosial digunakan untuk menilai seberapa mungkin seseorang atau kelompok bisa bergerak dari satu kedudukan sosial ke kedudukan lainnya.

Konsep mobilitas sosial telah diuraikan oleh berbagai teoretikus sosiologis, diantaranya adalah Pitirim Sorokin, seorang sosiolis dan profesor sosiologi asal Rusia. Pitirim Sorokin adalah nama yang seringkali dikaitkan dengan studi tentang mobilitas sosial.

Pitirim Sorokin: Seorang Teoretikus Mobilitas Sosial

Sorokin pernah menulis tentang kecenderungan mobilitas sosial dalam berbagai format, termasuk mobilitas horizontal (perpindahan posisi sosial tanpa perubahan status) dan mobilitas vertikal (perpindahan status sosial, baik naik atau turun). Pendekatannya berfokus pada pergerakan individu dan kelompok dalam masyarakat, serta faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan pergerakan tersebut.

Pada abad ke-20, Sorokin merumuskan konsep ‘mobilitas sosial’ yang menegaskan bahwa pergerakan individu atau kelompok dari satu status sosial ekonomi ke status lainnya merupakan suatu bagian integral dari setiap masyarakat. Dalam pandangannya, mobilitas sosial dapat mendorong perubahan dan perkembangan sosial.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mobilitas Sosial Menurut Sorokin

Untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas sosial, Sorokin menyatakan bahwa ada dua tipe faktor, yaitu intern dan ekstern. Faktor intern merujuk pada karakteristik individu seperti kemampuan, motivasi, dan ambisi yang dapat mendorong seseorang untuk mencapai kedudukan yang lebih tinggi dalam masyarakat.

Sementara itu, faktor ekstern melibatkan struktur masyarakat itu sendiri, termasuk hukum, institusi, dan norma-norma sosial yang ada. Misalnya, sistem pendidikan dan peraturan-peraturan pemerintah bisa mempengaruhi tingkat mobilitas sosial dalam masyarakat.

Secara ringkas, jawaban atas pertanyaan dalam judul ini adalah Pitirim Sorokin. Pergerakan individu dan kelompok-kelompok di antara kedudukan-kedudukan sosial ekonomi yang berbeda merupakan definisi dari mobilitas sosial menurut Pitirim Sorokin, seorang teoretikus sosiologi Rusia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *