Budaya

Pengarang Menuturkan Cerita Dirinya Sendiri, Dengan Pelaku Aku/Orang Pertama Tunggal/Jamak, Berarti Kedudukan Pengarang Dalam Cerpen Tersebut Sebagai Apa?

×

Pengarang Menuturkan Cerita Dirinya Sendiri, Dengan Pelaku Aku/Orang Pertama Tunggal/Jamak, Berarti Kedudukan Pengarang Dalam Cerpen Tersebut Sebagai Apa?

Sebarkan artikel ini

Menceritakan sebuah kisah atau pengalaman sendiri adalah bidang utama penulisan sastra pertama orang, khususnya di dalam genre fiksi pendek atau cerpen. Menulis dalam perspektif orang pertama dapat membantu pembaca untuk terhubung secara emosional dan psikologis dengan pengarang dan ceritanya. Ketika pengarang menuturkan cerita mereka sendiri, dengan menggunakan perspektif “aku” atau orang pertama, ini memberi tanda bahwa pengarang mengambil peran atau kedudukan sebagai naratif pertama ataupun sebagai protagonis dalam cerita yang ditulisnya.

Peran dan Manfaat dari Perspektif Naratif Pertama dalam Cerpen

Sebagai Naratif Pertama

Dalam konteks naratif pertama, pengarang menjadi pencerita atau pengisah kisah, menjelaskan peristiwa dan dialog dari sudut pandang mereka sendiri. Mereka dengan bebas bisa membagikan pemikiran dan perasaan mereka kepada pembaca.

Sebagai Protagonis

Dalam konteks ini, pengarang menjadikan dirinya sendiri sebagai karakter utama atau protagonis dalam ceritanya. Mereka tidak hanya menceritakan kisah, tetapi juga menjadi bagian yang tak terpisahkan dari alur dan konflik cerita. Hal ini membuat pembaca dapat merasakan emosi dan pengalaman langsung dari pengarang atau tokoh utama.

Kenapa Penggunaan Perspektif Ini Penting?

Penggunaan sudut pandang ini memungkinkan pengarang untuk:

  1. Menyampaikan pengalaman atau cerita pribadi yang intens dan emosional.
  2. Menyajikan alur cerita dari sudut pandang pribadi yang membuat cerita menjadi lebih realistis.
  3. Pembaca dapat merasakan dan berempathi dengan emosi dan perasaan tokoh, memungkinkan mereka terhubung dan menyelam lebih dalam ke dalam cerita.
  4. Metode ini juga bisa menghasilkan efek kejutan bagi pembaca, karena mereka hanya mendapatkan informasi sebanyak yang diberikan oleh narator.

Kesimpulan

Dalam konteks sastra, khususnya cerpen, jika pengarang menuturkan cerita dirinya sendiri, dengan pelaku “aku” atau orang pertama tunggal/jamak, berarti kedudukan mereka dalam cerita tersebut adalah sebagai naratir pertama atau karakter utama dalam cerita. Hal ini bisa memperkuat hubungan emosional antara pembaca dan pengarang, membuat cerita menjadi lebih menarik dan emosional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *