Sekolah

Menjadi Hal Lumrah jika Mendapatkan Nasihat agar Sabar dan Tabah Saat Dihantam Musibah, Kesulitan, dan Cobaan. Namun, Sifat Syaja’ah yang Sejati adalah…?

×

Menjadi Hal Lumrah jika Mendapatkan Nasihat agar Sabar dan Tabah Saat Dihantam Musibah, Kesulitan, dan Cobaan. Namun, Sifat Syaja’ah yang Sejati adalah…?

Sebarkan artikel ini

Lebih seringkali dari biasanya, nasehat tentang kesabaran menghadap musibah, kesulitan dan cobaan sering kita dengar dalam hidup sehari-hari. Kita diajarkan bahwa kesabaran mendatangkan kebaikan dan memberikan ketenangan hidup. Kerap, orang-orang mengucapkan “Sabar” ketika melihat kita dihantam masalah atau dilema. “Sabar” atau “tabah” menjadi mantra untuk menghadapi tantangan dan cobaan hidup. Tapi, apa arti sifat “Syaja’ah” dalam konteks ini dan bagaimana ia menempatkan dirinya dalam berhadapan dengan situasi-situasi tersebut?

Sifat “Syaja’ah” dalam Islam berasal dari kata ‘Shuja’’ yang berarti pemberani atau berani. Sehingga, sifat syaja’ah yang sejati merujuk pada keberanian sejati. Akan tetapi, dalam konteks agama dan spiritualitas, ‘Syaja’ah’ memiliki makna yang lebih dalam dan luas.

Melalui konsep ini, sifat Syaja’ah yang sejati bukan hanya berarti memiliki keberanian dalam menghadapi situasi yang sulit, atau keberanian untuk berbicara dan bertindak dengan kebenaran. Tapi, juga merujuk tentang keberanian dalam mengendalikan dan menjinakkan hawa nafsu, keberanian untuk melawan keinginan diri demi mencapai apa yang lebih baik atau lebih benar sesuai dengan nilai-nilai moral dan agama, dan keberaniannya untuk tetap setia pada prinsip-prinsip dan keyakinan tersebut meskipun berhadapan dengan berbagai tantangan dan rintangan.

Seorang yang memiliki sifat Syaja’ah sejati akan memiliki ketenangan dan ketabahan dalam menghadapi kesulitan dan cobaan. Ia tidak mudah patah semangat atau menyerah pada tekanan. Ia memiliki keberanian untuk menerima dan menghadapi realitas, bukan lari dari masalah atau mencoba menghindari kenyataan pahit. Ia berani menghadapi tantangan dan hasrat buruknya sendiri dalam upaya mencapai tujuan yang lebih tinggi dan mulia.

Dalam konteks ini, sifat Syaja’ah sejati juga termasuk kemampuan untuk mengendalikan dan memanage emosi dalam menghadapi situasi yang sulit. Termasuk dalam menanggapi teguran atau kritikan, mengakui kesalahan, dan berani membuat keputusan yang sulit meskipun ada risiko dihadapinya.

Jadi, ketika seseorang menasehati kita untuk ‘Sabar dan Tabah’ saat menghadapi musibah atau cobaan, kita sebenarnya diajak untuk menunjukkan sifat Syaja’ah yang sejati. Yaitu, berani menghadapi tantangan, berani melawan hawa nafsu, dan berani mengejar apa yang lebih baik dan benar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *