Dalam Islam, setiap Muslim ditugaskan untuk melakukan dakwah atau menyampaikan ajaran agama kepada yang lain. Ini adalah bagian integral dari iman, seperti yang diungkapkan oleh Rasulullah SAW, “Sampaikan dariku walau satu ayat” (Hadis Riwayat Bukhari). Dalam hal ini, setiap Muslim harus berusaha untuk menjadi “dai”, seseorang yang melakukan dakwah.
Namun, banyak orang salah kaprah mengira bahwa menjadi dai sama sulitnya dengan menjadi khatib. Khatib adalah orang yang memberikan khutbah (ceramah) di masjid, terutama pada saat sholat Jumat. Ada syarat dan ketentuan khusus yang harus dipenuhi seseorang untuk menjadi khatib, seperti memiliki pengetahuan luas tentang Islam, memiliki keahlian dalam berbicara di depan umum, dan mampu membimbing umat.
Sebaliknya, menjadi dai jauh lebih longgar. Mungkin, seorang muslim tidak memiliki pengetahuan yang luas tentang Islam, tetapi dengan niat baik dan pengetahuan dasar agama bisa melakukan dakwah. Misalnya, memberi nasihat baik kepada teman atau keluarga, mempraktekkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari, atau berbagi pengetahuan tentang Islam melalui media sosial.
Namun, meski menjadi dai lebih longgar, bukan berarti tidak ada syarat sama sekali. Ada beberapa criteria yang harus dipenuhi untuk menjadi dai yang baik, seperti memiliki pengetahuan dasar tentang ajaran Islam, mampu berkomunikasi dengan baik, memiliki niat yang baik dan ikhlas, dan juga menjaga akhlak dan perilaku yang baik.
Hal ini membawa kita ke pertanyaan penting: apa yang bukan syarat menjadi dai?
Salah satunya adalah: dai tidak harus menjadi alim ulama atau memiliki pengetahuan agama yang mendalam. Seperti yang disebutkan sebelumnya, menjadi dai tidak memerlukan pengetahuan agama yang mendalam. Seorang muslim bisa menjadi dai hanya dengan niat baik dan pengetahuan dasar tentang ajaran Islam. Tentu saja, semakin dalam pengetahuan agama seseorang, semakin baik dia dalam mendakwahkan. Namun, hal ini bukan syarat utama.
Inilah yang membuat ketentuan menjadi dai lebih longgar dibandingkan khatib. Seorang muslim tidak perlu menjadi ulama untuk melakukan dakwah. Yang terpenting adalah memiliki niat yang baik, pemahaman dasar tentang ajaran Islam, dan kemauan untuk berbagi dengan orang lain. Ketiga hal ini lebih dari cukup untuk melakukan dakwah. Kemudian, melalui proses dakwah, seorang muslim juga akan terus belajar dan mengembangkan pengetahuan agamanya.