Proses sosial merupakan konsep yang sangat penting dalam studi sosiologi. Seiring berjalannya waktu, berbagai teoritis dan akademisi telah memberikan sumbangan mereka dalam mendefinisikan konsep ini. Namun, pertanyaan yang sering muncul adalah: pengertian hubungan timbal balik antara manusia individu dengan berbagai segi kehidupan bersama ini disampaikan oleh siapa?
Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu merujuk kepada berbagai pakar sosiologi yang telah jauh mendalami konsep proses sosial ini. Sayangnya, tidak ada satu individu atau teoritikus saja yang secara definitif dikreditkan dengan ide ini, dan berbagai pakar sosiologi telah mendefinisikannya dalam berbagai cara yang berbeda-beda. Meski begitu, beberapa nama yang paling sering dicantumkan dalam diskusi tentang proses sosial adalah teoritis seperti Emile Durkheim, Max Weber, dan Karl Marx.
Emile Durkheim, seorang sosiolog Prancis, menganggap proses sosial sebagai proses dimana individu-individu berinteraksi satu sama lain dalam masyarakat. Ia berpendapat bahwa interaksi sosial merupakan elemen dasar yang membentuk struktur masyarakat dan perilaku individu. Dalam hal ini, proses sosial bisa berarti cara-cara di mana individu-individu berhubungan dan berinteraksi satu sama lain dalam konteks sosial.
Max Weber, teoritis sosial Jerman, memiliki pendekatan yang agak berbeda. Weber berfokus pada bagaimana individu bertindak dalam alam sosial, khususnya dalam konteks aksi sosial. Pengertian proses sosial bagi Weber lebih berdasarkan pada asumsi bahwa tindakan dan interaksi manusia itu bermakna dan memiliki tujuan.
Karl Marx, seorang filsuf dan teoritikus sosial Jerman, melihat proses sosial sebagai konflik dan perjuangan antara kelas sosial yang berbeda. Bagi Marx, pertentangan kelas merupakan bagian inti dari proses sosial, di mana interaksi individu dengan konteks sosial mereka banyak dipengaruhi oleh posisi kelas mereka.
Singkatnya, konsep “proses sosial adalah hubungan timbal balik antara manusia individu dengan berbagai segi kehidupan bersama” telah dipahami dan didefinisikan oleh berbagai teoritikus dalam berbagai cara yang berbeda, tergantung pada teori dan metodologi mereka. Sementara Durkheim fokus pada interaksi manusia dalam masyarakat, Weber membawa elemen aksi dan makna ke dalam proses sosial, sementara Marx membawa dimensi konflik kelas.