Organisasi internasional yang memiliki tujuan tersebut adalah Kemitraan Ekonomi Trans-Pasifik atau Trans-Pacific Partnership (TPP). Trans-Pacific Partnership adalah salah satu perjanjian perdagangan bebas multinasional yang melibatkan berbagai negara di wilayah Asia-Pasifik.
TPP berawal dari penggabungan empat negara, yaitu Singapura, Brunei Darussalam, Selandia Baru, dan Chili pada tahun 2005. Kemudian, perjanjian ini berkembang dan melibatkan 12 negara pada tahun 2016. Meskipun Amerika Serikat telah mundur dari persetujuan ini pada tahun 2017, TPP tetap berlampu hijau dan 11 negara lainnya tetap berpartisipasi, melahirkan Perjanjian Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP).
TPP secara khusus dirancang untuk meningkatkan perdagangan dan investasi antarnegara, dengan menghapus tariff dan hambatan non-tarif lainnya. Selain itu, juga berusaha untuk mempromosikan transparansi, kerja sama, dan kompetisi di antara negara-negara partisipan.
Tujuan utama dari TPP adalah untuk mengintegrasikan pasar dan mengukuhkan pertumbuhan ekonomi di wilayah Asia-Pasifik. Mereka berusaha mencapai ini dengan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perdagangan dan investasi, building trust antara negara-negara anggota, dan meningkatkan kapabilitas ekonomi dan teknologi masing-masing negara.
Selain itu, TPP juga berupaya menjalin hubungan yang lebih erat di antara negara-negara di Asia-Pasifik melalui dialog dan pembinaan yang berkelanjutan. Dengan demikian, perjanjian ini tidak hanya fokus pada aspek ekonomi, tetapi juga pada aspek sosial dan politis.
Dengan cara ini, TPP berkontribusi signifikan dalam memperkuat pertumbuhan ekonomi dan hubungan di antara negara-negara di Asia-Pasifik.
