Allah SWT adalah satu-satunya Tuhan yang benar dan hakiki. Keyakinan ini adalah pilar utama ajaran Islam. Untuk membuktikan kebenaran Allah SWT, umat Islam biasanya merujuk kepada dua jenis dalil, yaitu dalil naqli dan dalil aqli. Keduanya memiliki peran yang signifikan dan saling melengkapi dalam proses pemahaman dan pengakuan atas eksistensi Allah SWT.
Dalil Naqli: Definisi dan Contoh
Dalil naqli adalah dalil yang berdasarkan pada sumber-sumber keagamaan yang berasal langsung dari Allah SWT, yaitu Al-Qur’an dan Hadits. Kata “naqli” berasal dari bahasa Arab yang berarti “yang ditransmisikan”. Oleh karena itu, dalil naqli adalah bukti tentang kebenaran Allah SWT yang diambil dari wahyu-Nya yang diterima oleh Rasulullah SAW dan dituliskan dalam Al-Qur’an atau dari perkataan, perbuatan, dan ketetapan Rasulullah SAW yang dicatat dalam Hadits.
Salah satu contoh dalil naqli bisa ditemukan dalam Surah Al-Ikhlas (112) dalam Al-Qur’an. Surah ini secara jelas menyatakan tentang monoteisme atau keEsaan Allah SWT:
“Katakanlah: Dia-lah Allah, Yang Maha Esa.
Allah adalah tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan,
Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.”
Dalil naqli, seperti dalam contoh di atas, adalah penjelasan yang langsung, jelas, dan pasti tentang eksistensi dan sifat Allah SWT.
Dalil Aqli: Definisi dan Contoh
Di sisi lain, dalil aqli adalah dalil yang berdasarkan pada logika dan akal manusia. Dalam konteks ini, “aqli” berasal dari kata akal, yang dalam bahasa Arab berarti logika atau pemikiran. Dalil aqli adalah pemahaman dan pengakuan atas eksistensi Allah SWT yang diperoleh melalui penggunaan akal dan penalaran manusia.
Contoh dari dalil aqli adalah argumen kausalitas atau sebab-akibat. Manusia melihat bahwa setiap fenomena di dunia ini memiliki sebab atau penyebab tertentu. Oleh karena itu, adanya alam semesta ini, yang sangat rumit dan teratur, menunjukkan adanya ‘Sebab Pertama’atau ‘Penyebab pertama’ yang Maha Tahu dan Maha Bijaksana – dan itu adalah Allah SWT.
Dalam hal ini, dalil aqli tidak bertentangan dengan dalil naqli, tetapi sebaliknya, keduanya saling mendukung dan menguatkan. Apabila digunakan secara bersamaan, dalil naqli dan dalil aqli dapat memberikan pemahaman yang lebih kuat dan lengkap tentang kebenaran Allah SWT.