Surat Luqmān adalah salah satu surat dalam Al-Qur’an yang berisi berbagai nasihat, salah satunya mengenai peran dan pengorbanan ibu dalam mendidik dan menyapih anaknya. Isu ini penting dalam konteks Islam karena menegaskan status dan nilai ibu dalam mendidik anak-anak, seringkali dilakukan melalui aktifitas menyapih. Mari kita eksplorasi secara lebih dalam makna yang terkandung dalam Surat Luqmān ayat 14.
Surat Luqmān ayat 14 dalam Al-Qur’an berbunyi:
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibuwinya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibuwimu, hanya kepada-Kulah kembali (QS. Luqmān: 14).
Dalam ayat ini, jangka waktu untuk menyapih yang dinyatakan adalah “dalam dua tahun”. Jadi berdasarkan Surat Luqmān ayat 14, usia di mana seorang ibu biasanya berhenti menyusui atau menyapih anaknya adalah pada usia dua tahun anak tersebut.
Ini sesuai dengan pandangan medis modern, di mana Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan penyusuan eksklusif sampai usia 6 bulan, diikuti oleh waktu penyapihan yang diperpanjang sampai usia dua tahun atau lebih.
Penting untuk diingat bahwa ayat ini tidak hanya memberi informasi tentang usia menyapih, tetapi juga memberikan pengakuan terhadap pengorbanan dan pekerjaan keras yang dilakukan oleh ibu selama menyapih. Banyak ibu yang memilih untuk menyapih terlepas dari rekomendasi kesehatan ini karena berbagai alasan pribadi dan praktis. Dalam semua kasus, pengorbanan dan perawatan yang dicurahkan kepada anak selama periode ini adalah hal yang patut dihargai dan diakui dan merupakan bagian penting dari keyakinan Islami.
Sekian penjelasan mengenai soal uraian tersebut. Semoga dapat membantu pemahaman Anda.
