Sistem kasta adalah bagian integral dari sejarah sosial dan budaya India kuno. Sistem ini, yang pertama kali dikembangkan oleh bangsa Arya, adalah struktur hierarkis rigid yang mempengaruhi hampir setiap aspek masyarakat India. Berikut adalah penjelasan lebih mendalam tentang tujuan sistem stratifikasi ini.
Asal-usul Sistem Kasta
Sistem kasta mulai berkembang di India selama kedatangan bangsa Arya, sekitar 2000 SM. Ini membagi masyarakat menjadi empat kasta utama atau ‘Varnas’. Mereka adalah Brahmana (pendeta), Kshatriya (ksatria), Vaishya (petani, pedagang), dan Shudra (pelayan). Di luar empat kasta utama ini adalah Dalit, atau yang dianggap “kasta bawah”, yang sering dianggap sebagai “tidak tersentuh”.
Tujuan dari Sistem Kasta
1. Mengatur Hubungan Sosial
Sistem kasta diciptakan oleh bangsa Arya untuk mengatur hubungan sosial mereka dengan masyarakat Dravida yang sudah ada. Ini menciptakan struktur sosial di mana setiap anggota masyarakat memiliki peran dan tanggung jawab tertentu yang didasarkan pada kasta mereka. Sistem ini menentukan siapa yang bisa berbicara, berteman, dan menikah dengan siapa, serta pekerjaan apa yang bisa mereka lakukan.
2. Stabilitas Sosial dan Kontrol
Sistem kasta juga berfungsi sebagai alat kontrol dan stabilitas sosial. Formulasi kasta dan peran mereka dalam masyarakat mengekang gerakan sosial dan memastikan adanya hierarki dan tatanan. Singkatnya, itu memberikan struktur dan ketertiban pada masyarakat.
3. Pembagian Kerja
Sistem kasta berfungsi juga sebagai model sekaligus menjelaskan pembagian kerja dalam masyarakat. Dengan demikian, setiap kelompok memiliki peran dan fungsi yang jelas sebagai bagian dari masyarakat yang lebih besar.
Kesimpulannya, meskipun sistem kasta sering dikritik karena mempromosikan diskriminasi dan ketidaksetaraan, ianya adalah contoh paling awal dari sistem stratifikasi sosial. Tujuan utamanya adalah untuk mengatur hubungan sosial, mempertahankan stabilitas dan ketertiban sosial, serta menerangkan pembagian kerja dalam masyarakat.