Pernikahan merupakan suatu ikatan sosial dan hukum yang sangat sakral, yang berfungsi sebagai wadah bagi kedua pasangan untuk bersama-sama mencapai tujuan hidup yang dianjurkan oleh agama dan norma-norma sosial. Setiap pernikahan seharusnya didasarkan atas cinta, saling pengertian, dan komitmen untuk saling mendukung satu sama lain.
Ekspektasi dalam Pernikahan
Ekspektasi utama akan pernikahan haruslah berdasar pada kasih sayang, pengertian, dukungan dan kerjasama saling menghargai, bukan pada harta atau niat untuk membalas dendam pada orang lain. Berdasarkan alasan ini, karenanya niat untuk menikah dengan maksud memperoleh harta atau membalas dendam dapat mempengaruhi hukum dan status pernikahan tersebut.
Pernikahan dengan Maksud Menguasai Harta
Menikah dengan tujuan menguasai harta pasangan bertentangan dengan prinsip dasar pernikahan itu sendiri dan dalam beberapa kasus dapat dianggap tidak sah atau tidak valid. Selain itu, niat ini juga dapat dianggap sebagai penipuan atau manipulasi, yang pada gilirannya dapat menimbulkan masalah hukum serius.
Pernikahan dengan Maksud Membalas Dendam
Hakikat pernikahan bukanlah alat untuk membalas dendam. Menikah dengan tujuan ini sama sekali bertentangan dengan tujuan dan nilai-nilai pernikahan. Menggunakan pernikahan sebagai cara untuk membalas dendam dapat mengakibatkan konsekuensi hukum dan moral yang serius.
Kesimpulan
Oleh karena itu, seseorang yang berencana menikah dengan maksud semata-mata untuk menguasai harta pasangan atau membalas dendam bertentangan dengan maksud dan tujuan pernikahan itu sendiri. Bahkan, dalam beberapa kasus, pernikahan semacam ini dapat dianggap tidak sah atau tidak valid. Pernikahan harus didasarkan pada cinta, pengertian, dan komitmen untuk saling mendukung satu sama lain, bukan tujuan material atau balas dendam. Itulah hukum nikah untuk seseorang dengan tujuan tersebut.