Di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, sering kita mendengar atau membaca berita tentang pertentangan antara satu suku dengan suku lainnya. Benturan perbedaan ini bisa bermula dari hal-hal sepele hingga masalah yang kompleks dan mendalam. Dalam konteks ini, pertentangan antara satu suku dengan suku lainnya dapat dilihat sebagai contoh dari pertentangan yang disebabkan oleh perbedaan etnis atau ras, budaya, nilai, tradisi, bahkan perebutan sumber daya.
Perbedaan Etnis atau Ras
Perbedaan etnik atau ras seringkali menjadi pemicu konflik antara suku-suku. Hal ini umumnya dipicu oleh prasangka, stereotip, dan diskriminasi rasial. Masing-masing suku cenderung memiliki identitas sendiri yang unik, dan konflik dapat pecah jika salah satu suku merasa identitas mereka terancam oleh suku lain.
Perbedaan Budaya dan Nilai
Selain perkara ras, konflik antarsuku juga kerap kali dipicu oleh perbedaan budaya dan nilai yang diamini oleh masing-masing suku. Tak jarang satu suku merasa superior dan suku lainnya dianggap inferior. Jika sikap ini tidak ditangani dengan baik, maka konflik pun dapat meletus.
Perebutan Sumber Daya
Perebutan sumber daya seperti tanah, air, dan sumber daya alam lainnya juga sering menjadi pemicu pertentangan antar suku. Bisa jadi lahan atau sumber daya natural tersebut diperebutkan karena dianggap memiliki nilai historis, cultural atau material yang tinggi oleh kedua suku yang bertikai.
Dalam mengurai kasus-kasus pertentangan suku, tentu sejatinya setiap kasus memiliki konteks uniknya masing-masing dan melibatkan banyak faktor. Namun, secara umum faktor-faktor di atas menjadi yang paling umum ditemui. Yang penting untuk dicamkan adalah pentingnya mengedepankan toleransi, saling pengertian, dan hidup berdampingan dengan damai meski dengan segala perbedaan yang ada.
