Daerah Asia Tenggara, di mana sebagian besar negara-negara ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) berada, dikenal memiliki iklim tropis karena letak geografisnya yang berada di sekitar khatulistiwa. Letak geografis ini, dipadu dengan faktor lain seperti pengaruh daratan Asia dan Australia, membentuk pola iklim yang khas di wilayah ini.
Iklim Tropis
Iklim tropis merupakan iklim yang umum di negara-negara ASEAN. Kategori iklim ini mencakup iklim hutan hujan tropis dan iklim muson. Iklim muson biasanya memiliki musim panas yang sangat panas dan kering, diikuti oleh musim hujan yang lebat. Sementara itu, iklim hutan hujan tropis memiliki curah hujan yang tinggi sepanjang tahun.
Negara-negara seperti Indonesia, Malaysia, dan Filipina, memiliki iklim hutan hujan tropis. Sementara itu, iklim muson dapat ditemukan di negara seperti Thailand, Vietnam, dan Kamboja.
Pengaruh Khatulistiwa
Letak dekat khatulistiwa berarti matahari akan melintasi zenit (titik tertinggi di langit) dua kali dalam setahun. Hal ini menyebabkan daerah ini menerima sinar matahari secara langsung sepanjang tahun, yang menghasilkan suhu yang tinggi dan stabil.
Pengaruh daratan Asia dan Australia
Disebut sebagai “hinge” atau engsel di antara daratan besar Asia dan Australia, ASEAN menerima pengaruh daratan besar ini terhadap pola cuacanya. Pada musim panas, daratan Asia mengalami pemanasan dan menimbulkan tekanan rendah yang menarik angin monsun musim panas dari Samudra Hindia dan Pasifik. Ini menghasilkan curah hujan yang tinggi dan membentuk musim hujan. Di sisi lain, pada musim dingin, daratan Australia yang relatif lebih dingin menciptakan tekanan tinggi dan menarik angin musim dingin dari benua Asia yang kering. Ini membentuk musim kemarau.
Oleh karena itu, iklim yang terbentuk akibat letak negara-negara ASEAN di sekitar khatulistiwa dan diapit daratan luas Asia dan Australia, adalah iklim tropis. Ini mencakup jenis iklim hutan hujan tropis dan iklim muson tropis dengan variasi musim yang jelas.