Budaya

Muhammadiyah dan Jargon “NKRI Harga Mati”: Sebuah Pencarian Makna dalam Kepercayaan dan Cita-Cita Organisasi

×

Muhammadiyah dan Jargon “NKRI Harga Mati”: Sebuah Pencarian Makna dalam Kepercayaan dan Cita-Cita Organisasi

Sebarkan artikel ini

Muhammadiyah sebagai organisasi besar yang memiliki sejarah panjang dan pengaruh kuat di Indonesia seringkali dikaitkan dengan beberapa jargon atau slogan politis. Salah satu yang cukup populer adalah “NKRI Harga Mati”. Kendati demikian, penting untuk dicatat bahwa Muhammadiyah sebagai organisasi secara resmi tidak pernah mengeluarkan jargon tersebut. Hal ini bukan berarti organisasi tidak mendukung integritas dan kesatuan Republik Indonesia. Sebaliknya, dukungan tersebut telah menjadi bagian integral dari matan keyakinan dan cita-cita Muhammadiyah yang mendalam.

Latar Belakang

Muhammadiyah didirikan pada tahun 1912 oleh K.H Ahmad Dahlan dengan tujuan membangun pribadi Muslim yang bersandar pada Al-Quran dan Hadis. Dalam sejarahnya, organisasi ini telah memainkan peranan sentral dalam pendidikan, kesehatan, dan pelayanan sosial lainnya di Indonesia. Hal ini merupakan refleksi dari cita-cita Muhammadiyah untuk membantu masyarakat Indonesia mencapai kesejahteraan umum berdasarkan prinsip-prinsip Islam.

Muhammadiyah dan “NKRI Harga Mati”

Terlepas dari absennya jargon “NKRI Harga Mati” dalam pernyataan resmi organisasi, kepercayaan dan cita-cita Muhammadiyah telah selaras dengan nilai yang terkandung dalam jargon tersebut. Nilai integrasi nasional dan kesatuan bangsa Indonesia telah tertanam dalam amal usaha Muhammadiyah dan berbagai aktivitas organisasional lainnya.

Organisasi ini berkeyakinan bahwa stabilitas dan keberlanjutan negara adalah penting untuk mencapai tujuannya dalam menjadikan Indonesia sebagai negara yang beradab, berkeadilan, dan makmur. Dalam hal ini, ideologi Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, sebagai fondasi NKRI, diterima dan dihargai oleh Muhammadiyah sebagai perwujudan cita-cita bangsa.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, jargon “NKRI Harga Mati” mungkin tidak secara eksplisit tertera dalam pernyataan resmi organisasi Muhammadiyah, tetapi nilai dan prinsip yang terkandung dalam jargon tersebut telah menjadi bagian tak terpisahkan dari matan keyakinan dan cita-cita organisasi ini. Ini adalah refleksi dari komitmen Muhammadiyah untuk berkontribusi kepada kesejahteraan dan integritas Republik Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *