Sosial

Seorang Peneliti Hendak Melakukan Penelitian Mengenai Kemiskinan di Jakarta. Namun, Karena Kesulitan Mendapatkan Data Primer, Peneliti Tersebut Memutuskan Untuk Menggunakan Data Sekunder. Data Sekunder Yang Tepat Untuk Digunakan Dalam Contoh Kasus Tersebut Adalah…

×

Seorang Peneliti Hendak Melakukan Penelitian Mengenai Kemiskinan di Jakarta. Namun, Karena Kesulitan Mendapatkan Data Primer, Peneliti Tersebut Memutuskan Untuk Menggunakan Data Sekunder. Data Sekunder Yang Tepat Untuk Digunakan Dalam Contoh Kasus Tersebut Adalah…

Sebarkan artikel ini

Memperkenalkan dunia penelitian, kita akan menghadapi dua jenis data utama, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diekstraksi secara langsung dari sumbernya melalui wawancara, survei, observasi, dan sebagainya. Sementara itu, data sekunder adalah informasi yang telah dikumpulkan sebelumnya oleh pihak lain dan digunakan lagi dalam penelitian saat ini.

Seorang peneliti hendak melakukan penelitian mengenai kemiskinan di Jakarta. Namun, karena kesulitan mendapatkan data primer, peneliti tersebut memutuskan untuk menggunakan data sekunder. Oleh karena itu, pertanyaan penting yang muncul adalah, data sekunder yang tepat untuk digunakan dalam contoh kasus tersebut adalah apa?

Pertama-tama, kita harus memahami bahwa tema penelitian tersebut adalah kemiskinan di Jakarta. Dalam konteks ini, data sekunder yang relevan harus berfokus pada aspek-aspek seperti statistik pendapatan, tingkat pengangguran, tingkat pendidikan, akses terhadap layanan kesehatan, dan sejenisnya yang berkaitan dengan kemiskinan di Jakarta.

Semisal, data sekunder yang dapat digunakan untuk penelitian ini bisa mencakup:

  1. Laporan dan Survei Statistik: Badan Pusat Statistik (BPS) adalah sumber utama yang biasa digunakan oleh para peneliti di Indonesia. Laporan tahunan BPS tentang kemiskinan di Jakarta tentu akan sangat membantu. Data ini dapat memberikan gambaran umum tentang prevalensi, distribusi geografis, dan tren kemiskinan di kota tersebut.
  2. Studi-Studi Sebelumnya: Penelitian tentang kemiskinan di Jakarta yang telah dilakukan oleh peneliti lain juga dapat memberikan informasi yang berharga. Studi-studi ini biasanya dapat ditemukan di jurnal-jurnal akademik atau lembaga penelitian.
  3. Dokumen Pemerintah dan Laporan NGO: Laporan yang diproduksi oleh badan pemerintah lokal Jakarta, seperti laporan tentang kebijakan kemiskinan, atau laporan dari organisasi non-pemerintah yang bekerja pada isu-isu terkait kemiskinan di Jakarta, juga dapat menjadi sumber data sekunder yang berharga.
  4. Database Internasional: Ada beberapa database internasional yang mengumpulkan data tentang kemiskinan dan isu-isu terkait di berbagai negara, termasuk Indonesia, seperti database Bank Dunia atau PBB.

Sebelum menggunakan data sekunder, peneliti perlu memverifikasi akurasi dan relevansinya. Setelah sumber data dipilih, peneliti harus meninjau dan mengevaluasi data tersebut secara kritis untuk memastikan bahwa data tersebut akurat, dapat diandalkan, dan relevan dengan penelitian mereka.

Jadi, jawabannya apa?

Data sekunder yang tepat untuk digunakan dalam contoh kasus tersebut meliputi laporan statistik dari BPS, studi-studi sebelumnya tentang kemiskinan di Jakarta yang diterbitkan di jurnal-jurnal akademik, dokumen pemerintah dan laporan NGO, serta database internasional seperti Bank Dunia atau PBB. Yang terpenting, peneliti harus memastikan keakuratan dan relevansi data sebelum menggunakannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *