Sosial

What is the Concept that a Blockchain Cannot Achieve Decentralization, Stability, and Scalability All at Once?

×

What is the Concept that a Blockchain Cannot Achieve Decentralization, Stability, and Scalability All at Once?

Sebarkan artikel ini

Blockchain merupakan sebuah teknologi yang dirancang untuk memberikan solusi desentralisasi. Ia mencerminkan suatu nilai dimana setiap individu berhak memiliki dan mengontrol aset digital mereka sendiri. Namun, dalam perjalanannya, kita menemui satu konsep yang seringkali menjadi tautan dilematis; yaitu konsep bahwa blockchain tidak bisa mencapai desentralisasi, stabilitas, dan skalabilitas secara bersamaan. Apakah arti dari statement ini?

Desentralisasi

Desentralisasi adalah nuansa utama blockchain, di mana tidak ada otoritas pusat yang mengendalikan sistem. Semua transaksi divalidasi oleh jaringan peer-to-peer dan kemudian ditambahkan ke blockchain setelah konsensus. Ini membantu menjaga integritas dan keamanan sistem.

Stabilitas

Stabilitas mengacu pada kemampuan sistem untuk beroperasi tanpa gangguan, bahkan di hadapan aktivitas jahat atau kegagalan jaringan. Dalam konteks blockchain, stabilitas sering dikaitkan dengan keamanan sistem.

Skalabilitas

Skalabilitas adalah kemampuan suatu sistem untuk menangani peningkatan beban kerja atau permintaan dengan meningkatkan output sebanding dengan input. Dalam konteks blockchain, ini mencakup jumlah transaksi yang dapat diproses dalam satu detik dan ukuran keseluruhan dari blockchain itu sendiri.

Trilemma Blockchain

Konsep bahwa blockchain tidak dapat mencapai desentralisasi, stabilitas, dan skalabilitas secara bersamaan dikenal sebagai Trilemma Blockchain, istilah ini diciptakan oleh Vitalik Buterin, pendiri Ethereum. Trilemma ini merujuk pada kesulitan dalam mencapai semua tiga tujuan ini dalam satu waktu.

Dalam praktiknya, blockchain seperti Bitcoin dan Ethereum telah memilih desentralisasi dan keamanan (stabilitas) di atas skalabilitas. Akibatnya, mereka tidak mampu mengolah ribuan transaksi per detik seperti yang dilakukan oleh sistem pembayaran pusat seperti Visa.

Sementara itu, beberapa blockchain lain memilih untuk mendukung skalabilitas dan keamanan di atas desentralisasi, seperti jaringan konsorsium privasi yang hanya memperbolehkan entitas terpercaya untuk berpartisipasi dalam jaringan.

Trilemma blockchain memperlihatkan bahwa mencapai desentralisasi, stabilitas, dan skalabilitas di dalam satu sistem blockchain adalah tantangan besar. Meskipun ada beberapa upaya untuk mengatasi trilemma ini, seperti sharding atau implementasi blockchain Layer 2, tidak ada solusi yang benar-benar sempurna.

Jadi, jawabannya apa? Semuanya kembali kepada tujuan dan kebutuhan individu atau bisnis yang menggunakan teknologi blockchain. Setiap solusi akan memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri, dan pilihan terbaik akan sangat tergantung pada skenario penggunaan spesifik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *