Sebagai seorang guru sejarah yang berdedikasi, mengajarkan tentang peristiwa G30S PKI mungkin adalah salah satu tantangan terbesar. Topik ini sarat dengan emosi dan pandangan yang berbeda, terutama di Indonesia, negara tempat peristiwa tersebut terjadi. Namun demikian, seorang guru telah menemukan cara inovatif untuk mengeksplorasi topik ini dengan siswanya, berusaha menghadirkan perspektif yang lebih luas dan lengkap.
Guru yang tidak disebutkan namanya ini menggunakan film dokumenter sebagai salah satu cara untuk menyampaikan materi pelajaran. Film diketahui efektif dalam memberikan konteks visual, menampilkan situasi dan peristiwa secara langsung yang tidak bisa dijelaskan hanya dengan kata-kata. Film yang ditayangkan adalah sebuah dokumenter yang diceritakan dari sisi para perwira militer, memberikan gambaran bagaimana mereka menyaksikan dan mengalami peristiwa pemberontakan tersebut.
Tidak berhenti di situ, dia juga menampilkan video wawancara anak-anak yang orangtuanya dibunuh karena dianggap sebagai pendukung PKI. Video ini menawarkan sudut pandang yang lebih personal, lebih dalam dan berbeda dari perspektif militer, dengan menampilkan suka duka, rasa takut, serta kesedihan mereka.
Setelah penayangan kedua jenis materi tersebut, guru tersebut membuka diskusi dalam kelas. Dia mengajak siswa tersebut berbagi pendapat, mengajukan pertanyaan dan mencari jawaban bersama. Ini merupakan metode yang dirancang untuk menggugah pemikiran kritis siswa, merangsang mereka untuk mengajukan pertanyaan, menggali lebih dalam dan tidak hanya menerima informasi yang diberikan kepadanya.
Daripada sekedar mengajarkan fakta dan tanggal, guru ini memfokuskan pelajaran pada anekdot manusia, pada kisah-kisah nyata yang membuat peristiwa sejarah ini menjadi hidup. Dia berusaha mengajarkan kepada siswa bahwa sejarah tidak hanya tentang apa yang terjadi, namun tentang bagaimana peristiwa tersebut mempengaruhi kehidupan orang pada saat itu dan sekarang.
Di dalam kelas ini, diharapkan siswa bisa belajar bahwa setiap peristiwa memiliki sisi-sisi berbeda dan respon individu yang beragam. Peristiwa bersejarah, termasuk G30S PKI, adalah momen kompleks yang sering kali tidak hitam putih. Disiplin berpikir kritis yang sedang ingin dilatih oleh guru tersebut di dalam kelasnya adalah kemampuan untuk memahami dan menganalisis peristiwa dari berbagai perspektif.
Jadi, jawabannya apa? Jawabannya ada di tangan siswa itu sendiri. Guru tersebut membimbing mereka untuk menemukan jawaban mereka sendiri, dan dalam prosesnya, membuka pemikiran mereka tentang kompleksitas dan nuansa sejarah. Semoga, dengan demikian, merekapun menjadi generasi yang lebih baik dalam menilai dan memahami sejarah.