Ilmu

Hukum Menggunakan Organ/Bagian Tubuh Manusia untuk Kepentingan Pengobatan atau Bahan Baku Kosmetik

×

Hukum Menggunakan Organ/Bagian Tubuh Manusia untuk Kepentingan Pengobatan atau Bahan Baku Kosmetik

Sebarkan artikel ini

Dunia medis dan kosmetik berkembang begitu pesat seiring dengan kemajuan teknologi. Saat ini, dimungkinkan untuk menggunakan organ atau bagian tubuh manusia untuk kepentingan pengobatan maupun sebagai bahan baku kosmetik. Dalam bidang medis, hal ini sering terlihat dalam praktek transplantasi organ, sedangkan di bidang kosmetik, hal ini bisa berupa penggunaan sel-sel kulit manusia dalam produk perawatan kulit. Namun, sejauh mana hukum mengatur penggunaan ini?

Kepentingan Pengobatan

Menurut hukum dalam banyak yurisdiksi, penggunaan organ atau bagian tubuh manusia untuk kepentingan pengobatan diatur secara ketat dan harus mendapatkan persetujuan dari individu yang bersangkutan. Setiap prosedur medis yang melibatkan penggunaan organ atau bagian tubuh manusia harus dijalankan dengan etika medis yang ketat.

Transplantasi organ, misalnya, adalah prosedur medis yang telah lama dikenal dan diatur oleh hukum di berbagai negara. Koreksi visual dengan jaringan manusia, seringkali melibatkan donor yang meninggal dan harus memenuhi standar medis dan etika yang ketat. Mengingat kompleksitas dan resiko yang terlibat, hanya profesional medis yang berkualifikasi yang diperbolehkan melakukan operasi ini.

Bahan Baku Kosmetik

Di sisi lain, penggunaan bagian tubuh manusia sebagai bahan baku kosmetik adalah isu yang kontroversial. Meskipun ada perusahaan yang menggunakan sel-sel kulit manusia dalam produk mereka, banyak negara memberlakukan larangan terhadap penggunaan bahan-bahan berasal dari tubuh manusia dalam produk kosmetik.

Secara global, Hukum Uni Eropa (EU Cosmetics Regulation 2009) melarang penggunaan bahan-bahan yang berasal dari tubuh manusia dalam produk kosmetik. Hukum serupa juga berlaku di banyak yurisdiksi lain seperti Amerika Serikat, Canada, dan Australia.

Dalam perspektif etika, ada juga argumen yang kuat menentang penggunaan bagian tubuh manusia dalam kosmetik, terutama karena perusahaan kosmetik profit bertujuan, sementara banyak dari orang-orang yang menjadi sumber bahan-bahan ini datang dari latar belakang ekonomi yang lemah.

Jadi, jawabannya apa?

Setiap penggunaan organ atau bagian tubuh manusia, baik untuk kepentingan pengobatan atau bahan baku kosmetik, harus diatur oleh hukum dan standar etika yang ketat. Dalam konteks medis, penggunaan tersebut mungkin dapat diterima jika telah memenuhi persyaratan hukum dan etika yang ketat dan selalu dengan persetujuan dari individu yang bersangkutan. Namun, penggunaan bagian tubuh manusia dalam produk kosmetik adalah area yang masih sangat diperdebatkan dan dalam banyak kasus, dianggap tidak etis dan melanggar hukum.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *