Diskusi

Manusia Praaksara pada Masa Berburu dan Meramu Masih Berpindah-Pindah Tempat Tinggal Nomaden

×

Manusia Praaksara pada Masa Berburu dan Meramu Masih Berpindah-Pindah Tempat Tinggal Nomaden

Sebarkan artikel ini

Manusia praaksara merujuk pada periode sejarah yang mencakup masa sebelum penemuan tulisan, sehingga kita tergantung pada bukti arkeologis dan artefak fisik untuk memahami kehidupan mereka. Salah satu aspek penting dari gaya hidup manusia praaksara adalah bahwa mereka masih berpindah-pindah — hidup sebagai nomaden — terutama pada masa berburu dan meramu.

Pada masa berburu dan meramu, manusia praaksara tidak memiliki pemukiman permanen. Mereka tinggal dalam kelompok-kelompok kecil dan memindahkan tempat tinggal mereka sesuai dengan pola musiman dan pengejaran sumber daya. Alasan utama gaya hidup nomaden ini adalah karena pola berburu dan meramu yang menjadi praktek subsisten utama mereka.

Berburu dan Meramu

Berburu dan meramu adalah metode pengumpulan makanan yang melibatkan perangkap, mencari, dan pengumpulan sumber daya alam yang tergantung pada musim dan wilayah. Oleh karena itu, manusia praaksara perlu bergerak terus menerus, mengikuti pola migrasi binatang yang mereka buru atau mencari tanaman yang mereka kumpulkan.

Gaya hidup nomaden memungkinkan mereka untuk terus berburu dan meramu tanpa merusak atau menghabiskan sumber daya di satu daerah tertentu. Ini adalah pendekatan yang berkelanjutan dan seimbang dengan alam. Mereka mempengaruhi lingkungan sekitar mininal dan secara efektif hidup dalam harmoni dengan alam, selaras dengan siklus alam dan sumber daya yang tersedia.

Pemukiman Nomaden

Pemukiman manusia praaksara biasanya terdiri dari tenda atau bangunan sederhana lainnya yang bisa dibongkar pasang. Material yang mereka gunakan untuk membuat tempat tinggal mereka sangat bergantung pada sumber daya lokal; bisa berupa kulit binatang, kulit kayu, batu, atau materi lain yang bisa mereka temukan di alam.

Keuntungan dari kehidupan nomaden adalah fleksibilitas untuk menyesuaikan diri dengan perubahan iklim, kondisi lingkungan, atau tekanan dari kelompok manusia lain. Ketika sumber daya mengering atau lingkungan menjadi tidak ramah, manusia praaksara bisa memindahkan seluruh komunitas mereka ke lokasi baru.

Kesimpulan

Manusia praaksara pada masa berburu dan meramu merupakan ulasan menarik tentang bagaimana manusia hidup dan bertahan dalam lingkungan yang keras dan berubah-ubah. Mereka menunjukkan ketahanan, penyesuaian, dan ketergantungan yang mendalam terhadap alam. Mereka juga memberi kita gambaran tentang bagaimana manusia mampu beradaptasi dengan perubahan dan tantangan yang muncul sehingga kita dapat mempelajari dan menghargai asal-usul kita yang jauh.

Jadi, jawabannya apa? Jawabannya adalah bahwa manusia praaksara pada masa berburu dan meramu hidup sebagai nomaden, berpindah-pindah tempat tinggal, mengikuti pola musiman dan sumber daya, dan hidup dalam harmoni dengan alam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *