Pada dua tahun belakangan ini, masyarakat secara signifikan telah beranjak dari transaksi pada platform tradisional dan beralih ke transaksi online. Kemudahan-kemudahan, seperti membeli, menjual, dan bahkan memesan tiket, semuanya dapat dilakukan hanya dengan menggunakan gadget di tangan. Adanya perubahan tren ini telah menciptakan perubahan yang signifikan dalam cara kita hidup, bekerja, dan berinteraksi.
Namun, sementara ada beberapa manfaat transformatif yang telah dibawa oleh tren transaksi online – efisiensi waktu, pembayaran tanpa batas waktu dan jarak, serta kenyamanan berbelanja – ada juga beberapa dampak negatif yang berpotensi muncul dari perubahan sosial yang begitu cepat ini.
Pertama dan mungkin paling signifikan, adalah kekhawatiran tentang keamanan data. Transaksi online membutuhkan pemrosesan dan penyimpanan data pribadi yang besar oleh perusahaan-perusahaan online. Risiko pencurian data pribadi, penipuan, dan penyalahgunaan informasi adalah beberapa hal yang menjadi perhatian utama bagi banyak pengguna.
Kedua, peningkatan tren transaksi online membuka kesempatan untuk peningkatan pembajakan dan penjualan barang palsu. Pembeli online mungkin diperdaya oleh penjual yang tidak jujur, yang menunjukkan gambar produk berkualitas tinggi, tetapi mengirimkan barang murahan atau bahkan tidak mengirimkan apa-apa.
Ketiga, ada juga risiko bahwa ekonomi lokal mungkin akan menderita. Saat konsumen memilih berbelanja online di titik penjualan besar atau internasional, toko lokal dan bisnis kecil mungkin kehilangan pendapatan dan penghargaan dari komunitas mereka sendiri.
Selain itu, maraknya transaksi online telah menjadi pemicu kendala sosial, seperti isolasi sosial. Proses belanja secara offline seringkali menciptakan interaksi sosial. Dengan beralih ke pembelian online, kita kehilangan kesempatan untuk bertemu dan berbicara dengan orang-orang, yang pada gilirannya dapat berkontribusi pada peningkatan isolasi sosial dan kesepian.
Dengan mempertimbangkan kegelisahan yang muncul dari perubahan sosial ini, regulasi yang lebih kuat perlu dipertimbangkan untuk melindungi konsumen dan masyarakat. Regulator harus fokus pada peningkatan keamanan data dan mencari cara untuk mengekang penjualan barang palsu. Masyarakat perlu mendukung toko lokal dan melakukan usaha untuk menjaga hubungan sosial meski hidup di era digital.
Jadi, jawabannya apa? Mungkin saat kita menyambut kemajuan teknologi dan kemudahan yang ditawarkan oleh transaksi online, kita juga harus waspada terhadap konsekuensi yang mungkin tidak diduga. Pada akhirnya, perubahan sosial yang datang dengan tren transaksi online adalah fakta kehidupan modern yang harus dihadapi, dipelajari, dan dipahami untuk mencapai keseimbangan antara peningkatan efisiensi dan peningkatan risiko.