Dalam konsep pembagian dan penerimaan berbasis usia ini, ada sebuah pola menarik yang bisa kita jelaskan dan kita gunakan untuk menyelesaikan persoalan ini. Mari kita coba untuk menelusuri lebih lanjut.
Pertama, kita tahu bahwa si sulung menerima uang paling banyak dan selisih yang diterima oleh setiap dua anak yang usianya berdekatan adalah Rp5.000,00. Ini berarti, kita dapat membentuk pola berdasarkan selisih uang tersebut.
Asumsikan bahwa si sulung, yang kita namakan sebagai Anak A, menerima suatu jumlah uang x. Maka, anak berikutnya yaitu Anak B, akan menerima uang (x – Rp5.000,00). Secara serupa, Anak C akan menerima (x – 2Rp5.000,00) atau (Anak B – Rp5000,00), dan Anak D atau si bungsu akan menerima (x – 3Rp5.000,00) atau (Anak C – Rp5000,00).
Dari pola tersebut, kita tahu jumlah total uang yang diterima oleh keempat anak ini adalah Rp100.000,00. Jadi, kita mendapatkan persamaan:
x + (x – Rp5.000,00) + (x – 2Rp5.000,00) + (x – 3Rp5.000,00) = Rp100.000,00
Simplifikasi persamaan tersebut memberikan kita nilai x atau uang yang diterima oleh si sulung adalah Rp32.500,00. Dengan nilai x ini, kita sekarang dapat menghitung jumlah uang yang diterima oleh si bungsu (Anak D) yang adalah (x – 3Rp5.000,00) atau (Rp32.500,00 – 3Rp5.000,00) = Rp17.500,00.
Jadi, berdasarkan penjelasan dan perhitungan di atas, si bungsu atau Anak D akan menerima total uang sebesar Rp17.500,00.
