Dalam masyarakat yang dinamis, perubahan adalah satu-satunya kepastian. Akan tetapi, permintaan dari perubahan sosial budaya sering kali menemui hambatan, bahkan penolakan dari anggota masyarakat itu sendiri. Salah satu bahasa penolakan tersebut adalah melalui perilaku mempertahankan adat-istiadat, sistem sosial, norma dan kebudayaan warisan nenek moyang. Kendati demikian, yang menjadi pertanyaan adalah apakah perilaku semacam itu benar-benar menjadi penghambat perubahan sosial budaya?
Adat-Istiadat dan Sistem Sosial Sebagai Batu Penghalang
Sistem adat-istiadat yang kaku dan sistem sosial yang berlaku dapat berfungsi seperti beton yang mengeras, yang membatasi sejauh mana suatu masyarakat bisa bergerak dan berubah. Contohnya, dalam masyarakat Yang masih menganut sistem kasta, individu yang lahir dalam kasta tertentu akan mempunyai peran dan hak-hak tertentu yang sudah ditentukan sejak lahir. Hal ini kemudian membentuk batasan yang sangat kuat sehingga membuat perubahan menjadi sangat sulit.
Mendefinisikan Ulang Norma
Di sisi lain, norma sosial juga dapat menjadi penghambat perubahan sosial budaya. Norma ini adalah aturan-aturan tidak tertulis yang menjadi kode perilaku di dalam suatu masyarakat. Masyarakat yang berpegang teguh pada norma-norma lama cenderung menghadapi kesulitan dalam menerima perubahan, karena hal tersebut seringkali berarti harus melanggar norma yang ada.
Persistensi Kebudayaan: Batu Sandungan atau Jembatan?
Mempertahankan sistem kebudayaan tidak selalu berarti menjadi penghambat perubahan sosial budaya. Di satu sisi, sistem kebudayaan yang lama dan menjadi identitas sebuah masyarakat bisa menjadi impedansi yang membatasi inovasi dan adaptasi perubahan sosial budaya. Namun di sisi lain, sistem kebudayaan tersebut juga bisa berfungsi sebagai jembatan dalam melakukan adaptasi perubahan, karena mampu memberikan pembelajaran dan pemahaman kontekstual tentang apa itu perubahan dan bagaimana cara menghadapinya.
Kesimpulan
Sejauh mana sebuah masyarakat mampu beradaptasi dan menerima perubahan sosial budaya, tergantung pada dinamika dalam masyarakat tersebut. Adat-istiadat, sistem sosial, norma dan sistem kebudayaan memegang peranan yang penting dalam proses tersebut. Perlunya suatu pendekatan holistik yang mempertimbangkan semua aspek ini untuk memahami dan merancang cara-cara efektif untuk memfasilitasi perubahan sosial budaya.