Ilmu

Ayam Jantan Berbulu Hitam Dominan Disilangkan dengan Ayam Betina Berbulu Putih: Jika F1 Disilangkan Sesamanya dan Menghasilkan 8 Ekor Anak Ayam, Maka Kemungkinan Jumlah Ayam Berbulu Putih Adalah?

×

Ayam Jantan Berbulu Hitam Dominan Disilangkan dengan Ayam Betina Berbulu Putih: Jika F1 Disilangkan Sesamanya dan Menghasilkan 8 Ekor Anak Ayam, Maka Kemungkinan Jumlah Ayam Berbulu Putih Adalah?

Sebarkan artikel ini

Penyilangan atau persilangan dalam dunia biologi mengacu pada proses di mana dua spesimen dari spesies yang sama, dengan ciri tertentu yang berbeda, dihasilkan keturunan. Dalam konteks ini, kita mendiskusikan penyilangan antara ayam jantan berbulu hitam dan ayam betina berbulu putih dan potensi hasil penyilangan generasi F1.

Sebelum memproyeksikan hasil silangan, mari kita mengerti konsep dasar dari genetika dan pewarisan sifat. Gen adalah unit dasar warisan dalam organisme hidup. Dalam hal ini, kita akan mengasumsikan warna bulu ayam ditentukan oleh satu pasangan gen. Ayam jantan berbulu hitam mendominasi, yang berarti bahwa gen untuk bulu hitam adalah dominan (kita sebut sebagai “H”), sementara gen untuk bulu putih adalah resesif (kita sebut sebagai “h”).

Jadi, dipanggil ayam jantan dengan genotip “HH” dan ayam betina dengan genotip “hh”. Ketika mereka disilangkan, semua ayam hasil silangan (generasi F1) akan berbulu hitam, dengan genotip “Hh” (karena gen hitam dominan).

Sekarang, jika dua ayam dari generasi F1 (“Hh”) disilangkan satu sama lain, hasil silangannya sebagai berikut:

  • 25% kemungkinan mendapatkan “HH” (ayam hitam)
  • 50% kemungkinan mendapatkan “Hh” (ayam hitam, karena H adalah dominan)
  • 25% kemungkinan mendapatkan “hh” (ayam putih)

Dengan mengikuti teori ini, jika 8 ekor anak ayam dihasilkan, kita dapat memperkirakan bahwa:

  • 2 dari 8 (25%) akan berbulu hitam dengan genotip “HH”
  • 4 dari 8 (50%) akan berbulu hitam dengan genotip “Hh”
  • 2 dari 8 (25%) kemungkinan akan berbulu putih dengan genotip “hh”

Penting diingat bahwa ini adalah probabiliatas teoritis dan tidak selalu mencerminkan hasil praktis, yang bisa saja dipengaruhi oleh berbagai faktor lain. Dalam kasus genetika real, hasil yang sebenarnya bisa saja sedikit bervariasi dari prediksi teoritis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *