Udin adalah putra dari keluarga berada. Setelah lulus sebagai sarjana Teknik Industri dari sebuah perguruan tinggi ternama, kembalilah ia ke kampung halamannya. Banyak tawaran pekerjaan dengan gaji besar datang, namun ia menolak satu per satu. Bukan karena tak mampu atau tak mau bekerja, tetapi Udin memilih jalan yang berbeda dari kebanyakan rekan-rekannya. Ia lebih senang meneruskan usaha keluarga sebagai seorang petani penggarap.
Sebagai seorang petani, Udin bekerja di pagi hari mulai pukul 08.00 sampai pukul 10.00. Kemudian, ia akan beristirahat dan melanjutkan pekerjaannya lagi sore hari dari pukul 14.00 sampai pukul 16.00. Selain itu, Udin juga mengatur waktu untuk kegiatan lain yang ia cintai, selaras dengan passion dan keinginannya.
Bagi beberapa orang, pekerjaan sebagai petani mungkin tidak menjanjikan seperti pekerjaan kantoran dengan gaji tinggi. Namun, melihat Udin, ini merupakan pilihan hidup yang membuatnya bahagia. Dia menerima banyak tawaran kerja bergaji tinggi, namun kebahagiaan yang ditemukannya dalam bekerja di ladang bersama keluarganya tak tergantikan oleh hal lain.
Status Ketenagakerjaan Udin
Dalam hubungannya dengan ketenagakerjaan, Udin termasuk dalam kategori pekerja mandiri atau self-employed. Dia menjalankan usaha keluarganya yang telah lama dikelola oleh anggota keluarganya. Sebenarnya, tidak ada yang salah dengan pilihan ini. Justru, Udin menunjukkan inisiatif dan ketekunan dalam melakukan pekerjaan yang ia cintai, tanpa memandang sebelah mata status atau profesi yang ia jalani.
Jadi, dalam hubungan ketenagakerjaan strategi hidup Udin ini, lebih tepat jika dikatakan bahwa Udin adalah tenaga kerja mandiri yang memanfaatkan keterampilan dan pengetahuannya, bukan hanya dari pendidikan formal yang ia dapatkan selama di perguruan tinggi, tetapi juga pengetahuan yang ia katah sejak kecil dalam membantu usaha keluarga.
Jadi, jawabannya apa? Dalam hubungannya dengan ketenagakerjaan, Udin termasuk dalam kategori pekerja mandiri atau self-employed.
