Sekolah

Ketika Bayang-Bayang Sudah Melebihi Panjang Bendanya, Itu Tanda Masuk Waktu Salat

×

Ketika Bayang-Bayang Sudah Melebihi Panjang Bendanya, Itu Tanda Masuk Waktu Salat

Sebarkan artikel ini

Bayang-bayang selalu menjadi hal yang menarik bagi para ilmuwan, filsuf, dan juga umat beragama. Dalam Islam, bayang-bayang memiliki peranan yang penting karena dijadikan sebagai acuan untuk menentukan waktu salat. Istilah “ketika bayang-bayang sudah melebihi panjang bendanya, itu tanda masuk waktu salat” merupakan sebuah penjelasan yang merujuk kepada suatu aturan waktu salat dalam Islam.

Sebelum memahami makna yang terkandung dalam pernyataan tersebut, kita perlu memahami terlebih dahulu mengenai metode perhitungan waktu salat di dalam Islam.

Islam menggunakan cara alamiah dalam menentukan waktu salat. Cara ini dipandu oleh pergerakan matahari sebagai acuan waktu. Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad SAW mengatakan, “Waktu Salat Zuhr adalah ketika matahari mulai condong (dari tengah hari) dan bayang-bayang suatu objek sama dengan tingginya…” (HR. Muslim)

Artinya, salat Zuhr dimulai ketika matahari mulai bergeser dari puncak tertingginya dan bayang-bayang suatu objek (misalnya, batang pohon atau manusia yang berdiri) menjadi sama panjang dengan objek tersebut. Di sini, bayang-bayang menjadi tolok ukur dalam menentukan waktu salat.

Konsep yang sama berlaku untuk menentukan waktu salat Asr. Menurut hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim,”Salat Asr itu waktunya adalah ketika bayang-bayang suatu objek melebihi panjangnya (objek itu sendiri).”

Hadits tersebut memberikan kita gambaran bahwa, ketika bayang-bayang sudah melebihi panjang bendanya, itu tanda masuk waktu salat Asr, artinya waktu untuk melaksanakan salat Asr telah tiba. Dalam hal ini, bayang-bayang yang lebih panjang dari objeknya menjadi penanda bahwa matahari sudah mulai condong ke barat dan menandakan waktu Asr.

Berbeda dengan salat Dzuhur dan Asr, salat Maghrib ditentukan dengan hilangnya cahaya matahari di ufuk, salat Isya ketika cahaya merah di langit hilang, dan salat Subuh ketika ada cahaya fajar di ufuk.

Pada intinya, Islam menunjukkan keunikan dan kearifan dalam menentukan waktu salat berdasarkan pergerakan alam, khususnya matahari. Berdasarkan hal tersebut, kita bisa memahami betapa pentingnya bayang-bayang dalam menentukan waktu salat. Penggunaan fenomena alamiah ini memberikan kemudahan bagi umat muslim di seluruh dunia untuk menentukan waktu salat meskipun berada di tempat yang berbeda.

Dengan memahami perhitungan ini, umat Islam bisa memperoleh pemahaman yang lebih baik dan akurat mengenai penentuan waktu salat dalam kehidupan sehari-hari. Maka, lahir pemahaman tanda masuk waktu salat ketika bayang-bayang sudah melebihi panjang bendanya.

Jadi, jawabannya apa? Ketika bayang-bayang sudah melebihi panjang bendanya, itu menandakan bahwa waktu Salat Asr telah tiba. Itulah tanda alamiah yang ditunjukkan oleh Islam sebagai penentu waktu salat, mengajarkan kita untuk selalu berharmoni dengan alam sekitar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *