Sosial

Berikut Ini Adalah Dimensi Profil Pelajar Pancasila yang Dapat Dipilih Dalam Merancang Modul Projek, Kecuali….

×

Berikut Ini Adalah Dimensi Profil Pelajar Pancasila yang Dapat Dipilih Dalam Merancang Modul Projek, Kecuali….

Sebarkan artikel ini

Pelajaran Pancasila bukan hanya tentang memahami lima sila yang menjadi fondasi negara Indonesia, tetapi juga tentang bagaimana nilai-nilai tersebut diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, merancang modul proyek bagi pelajar Pancasila membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang dimensi-dimensi profil pelajar yang relevan. Namun, ada beberapa dimensi yang mungkin tidak perlu ditekankan dalam desain modul proyek tersebut. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi apa saja dimensi yang umumnya dipteilkannya, dan dimensi mana yang dapat dikecualikan.

Dimensi Profil Pelajar Pancasila

Ada beberapa dimensi dasar profil pelajar Pancasila yang harus dipahami dan diintegrasikan dalam merancang modul projek. Dimensi ini meliputi:

  1. Dimensi Kognitif : Dimensi ini mengacu pada pemahaman teoritis dan pengetahuan siswa tentang Pancasila dan implementasinya.
  2. Dimensi Afektif : Dimensi ini berfokus pada sikap dan nilai internal siswa terhadap Pancasila dan bagaimana hal itu bisa tampak dalam perilaku sehari-hari.
  3. Dimensi Psikomotor : Dimensi ini menekankan pada kemampuan siswa untuk menunjukkan perilaku dan tindakan yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila.

Sebagai contoh, jika modul proyek berfokus pada “Pembangkan Wawasan Kebangsaan Melalui Kajian Tentang Pancasila”, maka dimensi kognitif, afektif, dan psikomotor semua perlu ditekankan.

Dimensi yang Bisa Dikecualikan

Namun, dalam konteks merancang modul proyek, ada satu dimensi profil pelajar Pancasila yang mungkin tidak perlu ditekankan, yaitu:

  1. Dimensi Spesialisasi : Dimensi ini mengacu kepada keterampilan atau pengetahuan khusus yang dimiliki siswa dalam suatu bidang tertentu yang mungkin tidak langsung berhubungan dengan Pancasila. Misalnya, pelajar yang berbakat dalam musik atau olahraga mungkin memiliki ‘dimensi spesialisasi’ ini, namun dimensi ini sebenarnya kurang relevan dalam konteks pembelajaran Pancasila.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, dalam merancang modul projek Pancasila, penting untuk memasukkan dimensi kognitif, afektif, dan psikomotor yang mencerminkan pemahaman dan praktik siswa terhadap nilai-nilai Pancasila. Meskipun demikian, dimensi spesialisasi bisa dikecualikan karena kurang relevan dengan tujuan pendidikan Pancasila. Disebutkan dalam konteks ini tidak berarti bahwa dimensi spesialisasi tidak penting secara umum, tetapi hanya kurang penting dalam konteks pembelajaran Pancasila.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *