Sejarah modern Indonesia adalah narasi penuh pergolakan politis dan perjuangan. Salah satu momen penting dalam sejarah tersebut adalah pembentukan “Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia” (PRRI). Di sini, kita akan membahas siapa saja yang pernah menduduki posisi Perdana Menteri dalam pemerintahan ini.
PRRI adalah sebuah pemberontakan separatis yang terjadi di Indonesia dari tahun 1957 hingga 1961 selama periode pemerintahan Presiden Soekarno. Tujuan utama pemberontakan ini adalah untuk mengakhiri kekuasaan sentralisasi Jakarta dengan melakukan desentralisasi administrasi dan kekuasaan politik ke daerah-daerah di luar pulau Jawa.
Pemerintah PRRI sendiri didirikan di Bukittinggi, Sumatera Barat pada 15 Februari 1958, dan dipimpin oleh seorang Perdana Menteri. Perdana Menteri membuat kebijakan dan menjalankan pemerintahan berdasarkan agenda yang ditetapkan oleh PRRI. Namun perlu diketahui, PRRI tidak diakui secara internasional menjadi pemerintahan yang sah dan mereka hanyalah “pemerintahan bayangan” selama masa pemberontakan.
Selama berlangsungnya pemberontakan ini, posisi Perdana Menteri Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia dijabat oleh Drs. Ahmad Husein. Beliau lahir pada tahun 1924 di Maninjau, Agam, Sumatera Barat. Sebelum menjadi Perdana Menteri PRRI, Ahmad Husein adalah seorang perwira militer dan tokoh politik yang pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri dalam Kabinet Ali Sastroamidjojo II.
Ahmad Husein menduduki posisi sebagai Perdana Menteri PRRI dari pembentukan pemerintahan ini pada tahun 1958 sampai pengakhiran pemberontakan pada tahun 1961. PRRI secara resmi dibubarkan pada tahun 1961 setelah pasukan pusat berhasil mengalahkan pemberontak dan mengendalikan kembali wilayah yang dikuasai oleh PRRI. Terlepas dari jatuhnya pemberontakan, perjuangan Ahmad Husein dan PRRI telah memberikan kontribusi penting dalam sejarah Indonesia, khususnya dalam upaya memperjuangkan desentralisasi kekuasaan.
Jadi, jawabannya apa? Perdana Menteri Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia dijabat oleh Drs. Ahmad Husein selama periode pemberontakan PRRI dari tahun 1958 hingga 1961.