Pancasila, sebagai ideologi negara Indonesia, memiliki karakteristik dan nilai-nilai yang unik yang membedakannya dari ideologi-ideologi lain di dunia. Namun, terkadang ada kesalahpahaman tentang apa jadinya karakteristik Pancasila ini. Dalam artikel ini, kita akan membahas apa yang BUKAN karakteristik Ideologi Pancasila yang membedakan dengan ideologi-ideologi yang lain.
Ideologi Yang Bersifat Fleksibel dan Dinamis
Dalam banyak ideologi, banyak yang cenderung bersifat statis dan tidak berubah. Keberagaman dalam ideologi biasanya tidak diterima. Namun, sebaliknya berlaku dalam Pancasila. Pancasila dikenal karena bersifat fleksibel dan mampu beradaptasi dengan berbagai perubahan zaman. Namun, pengertian ini adalah salah. Meski Pancasila memang diterapkan dan ditafsirkan dalam konteks yang berbeda seiring berjalannya waktu, nilai-nilai dasar Pancasila tetap sama dan tidak berubah.
Pemikiran Sekular
Ada anggapan bahwa Pancasila adalah ideologi yang sekuler atau tidak beragama. Pendapat ini tidak benar. Dalam prinsipnya, Pancasila justru sangat menekankan pada pengakuan terhadap Tuhan. Prinsip pertama Pancasila adalah “Ketuhanan yang Maha Esa,” yang mencerminkan bahwa Indonesia sebagai negara mengakui dan menghargai adanya Tuhan.
Tidak Mengakui Hak Asasi Manusia
Banyak ideologi yang menekankan pada pemberian hak asasi manusia. Ada anggapan bahwa Pancasila tidak memberikan hal yang sama. Ini adalah kesalahpahaman. Nilai Pancasila justru sangat menekankan pada hak asasi manusia. Prinsip ke-2, “Kemanusiaan yang adil dan beradab,” menekankan pada pentingnya perlakuan yang adil dan beradab terhadap semua manusia, dan ini tentunya mencakup hak asasi manusia.
Dengan demikian, karakteristik-karakteristik Pancasila yang sebenarnya sangat kontras dengan kesalahpahaman yang seringkali ada. Pancasila justru memiliki nilai-nilai yang sangat menghargai hak asasi manusia, mengakui adanya Tuhan, dan tetap konsisten dalam nilai-nilai dasarnya meskipun mampu beradaptasi dengan perubahan zaman.
Jadi, jawabannya apa? Karakteristik-karakteristik yang sering diasumsikan sebagai bagian dari Pancasila, seperti fleksibilitas yang berlebihan, pandangan sekular, dan tidak mengakui hak asasi manusia, sebenarnya bukan bagian dari ideologi Pancasila.