Reklame adalah kata berbahasa Indonesia dengan akar yang cukup menarik. Dalam kehidupan sehari-hari, kita mungkin lebih biasa mendengarnya dalam konteks pengiklanan atau promosi produk dan layanan. Namun, apakah Anda pernah bertanya-tanya tentang asal-usul kata ‘reklame’ sendiri? Tak banyak yang tahu bahwa kata ‘reklame’ itu sendiri berakar dalam bahasa Belanda dan memiliki arti literal yang lebih dalam.
Menggali Arti dan Asal Kata Reklame
Kata ‘reklame’ dalam Bahasa Indonesia berasal dari kata dalam Bahasa Belanda yang sama, ‘reclame’, yang berarti ‘teriak’ atau ‘seruan’. Kata ini merujuk pada bunyi atau seruan berulang-ulang yang dilakukan seseorang atau suatu institusi untuk mempromosikan produk atau layanan yang mereka tawarkan. Kata ini menggambarkan teknik pengiklanan kuno, di mana penjual akan berteriak atau menyerukan penawaran mereka di pasar atau lokasi umum lainnya.
Sehingga, definisi dan penggunaan kata ‘reklame’ saat ini dalam konteks pengiklanan atau pemasaran produk dan layanan sangat sesuai dengan arti asli kata tersebut. Dalam dunia modern, reklame mungkin tidak lagi dalam bentuk teriakan atau seruan berulang-ulang secara langsung oleh penjual, namun lebih sering dikomunikasikan melalui berbagai media seperti televisi, radio, internet, dan lainnya.
Namun, esensi dari ‘reklame’, yang adalah “teriakan” atau “seruan berulang-ulang” untuk menarik perhatian atau meyakinkan calon pembeli, tetap ada dan dipraktikkan dalam strategi pemasaran masa kini. Ini dapat terlihat dalam berbagai bentuk, mulai dari iklan televisi dan radio yang sering diputar, hingga iklan digital dan media sosial yang terus-menerus muncul di feed kita.
Menulis Ulang Sejarah Reklame
Memahami asal-usul dan makna kata ‘reklame’ bisa memberi kita wawasan baru tentang bagaimana teknik pemasaran telah berkembang sepanjang waktu. Di tengah tren pemasaran digital saat ini, kita mungkin merasa bahwa reklame adalah hal baru. Namun, dengan mengetahui bahwa kata ini telah ada dan digunakan sejak dahulu, kita menyadari bahwa upaya mempromosikan dan menjual produk atau layanan memang merupakan bagian integral dari perdagangan dan bisnis sepanjang sejarah.
Reklame, dalam esensi terdalamnya, adalah tentang berkomunikasi dan terhubung dengan calon konsumen. Bagaimana pun bentuk atau metode yang digunakan, inti dari praktek ini tetaplah sama: menciptakan kesadaran dan minat terhadap apa yang ditawarkan.
Jadi, jawabannya apa? Jawabannya adalah bahwa kata ‘reklame’, meski seiring perkembangan teknologi dan tren berubah bentuk dan metodenya, tetap berkaitan erat dengan akar dan arti aslinya: seruan atau teriakan berulang-ulang untuk menarik perhatian dan minat konsumen. Ini merupakan bukti menarik bahwa meski teknologi dan metode berubah, inti dari pemasaran dan reklame tetaplah sama – berkomunikasi dan terhubung dengan calon konsumen.