Ketika kata “musibah” terdengar, kebanyakan dari kita langsung menandainya sebagai sesuatu yang negatif, suatu bencana atau peristiwa tragis yang menghancurkan. Namun, dalam kerangka dunia Islam, musibah adalah media pembelajaran berharga bagi umatnya, karena dibalik rasa sakit dan kesedihan yang mungkin dirasakan, ada kehendak Allah SWT yang Mahaperkasa.
Allah SWT, dalam segala kesempurnaan dan kemahakuasaan-Nya, memiliki sifat-sifat yang sempurna. Salah satunya adalah sifat sebagai penolong dan penyelamat bagi hamba-Nya yang terjerat dalam kesulitan. Allah berkehendak menyelamatkan dan menghidupkan orang yang terkena musibah, sebagai manifestasi dari kasih sayang dan rahmat-Nya yang tiada batas.
Kita dapat melihat hal ini dalam banyak ayat Al-Quran dan Hadits Nabi SWT. Misalnya, dalam Surat Al-Anbiya ayat 107, Allah berfirman: “Dan tidaklah Kami mengutuska (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam.” Di sini, kita dapat melihat bahwa Allah, melalui Nabi Muhammad SAW, telah menyatakan niat-Nya untuk menjadi rahmat dan pembebas bagi semua makhluk-Nya.
Begitu pula dalam Hadits Sahih Bukhari, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang berada dalam kesulitan dan bersabar, maka Allah tidak akan menyia-nyiakan pahalanya.” Ini adalah bukti lain dari kehendak Allah untuk membantu dan memulihkan orang yang terkena musibah.
Memahami dan mengakui ‘sifat’ ini bukanlah hanya soal teologis atau dogmatis, melainkan juga soal praktis dan emosional. Artinya, pengetahuan ini dapat menjadi fondasi kuat bagi ketenangan, keberanian dan ketabahan seseorang dalam menghadapi musibah.
Itulah kenapa, ketika seseorang terkena musibah, dirinya diajarkan untuk mengucapkan “Inna lillahi wa inna ilayhi raji’un”, yang berarti “Kami memang milik Allah dan kepada-Nya kami akan kembali”. Pengucapan ini bukan hanya sekedar menunjukkan penyerahan diri, melainkan juga eksistensi kepercayaan atau harapan atas pertolongan dan penyelamatan dari Allah.
Pertanyaan: Allah berkehendak menyelamatkan dan menghidupkan orang yang terkena musibah karena Allah memiliki sifat
Jadi, jawabannya apa?
Jawabannya adalah iya. Allah berkehendak menyelamatkan dan menghidupkan orang yang terkena musibah. Ini sejalan dengan sifat-sifat-Nya; sebagai pembela yang maha adil, penyayang yang maha rahmat dan penolong yang maha kuasa. Dengan demikian, kita sebagai umat-Nya, seharusnya merasa tenang dan optimis, bahkan ketika menghadapi musibah yang paling berat sekalipun. Karena dengan sepenuh hati kita percaya bahwa Allah tidak akan meninggalkan hamba-Nya yang sedang dalam kesulitan.