Penyakit Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Viruses). Virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh, menghancurkan sebagian besar sel-sel T CD4+ dan merusak kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit-opportunis. Sementara beberapa faktor dapat meningkatkan risiko penularan HIV, ada beberapa hal yang sering kali disalahpahami sebagai faktor risiko, namun sebenarnya tidak berkontribusi terhadap penyebaran virus ini.
Kontak Social Biasa
Satu anggapan yang masih beredar di masyarakat adalah bahwa HIV/AIDS dapat menyebar melalui kontak sosial biasa, seperti bersentuhan, berpelukan, bersalaman, atau berbagi alat makan dan minum. Kontak sosial semacam ini tidak memperbesar risiko penularan HIV. Virus ini tidak dapat hidup di luar tubuh manusia, sehingga penyebarannya memerlukan transfer langsung cairan tubuh tertentu (darah, air mani, sekret vagina, atau air susu ibu) dari seseorang yang hidup dengan HIV ke tubuh orang lain.
Nyamuk dan Serangga Penghisap Darah Lainnya
Ada pendapat yang mengatakan bahwa nyamuk dan serangga penghisap darah lainnya dapat menyebabkan penularan HIV. Fakta ini salah. AIDS tidak dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk atau serangga penghisap darah lainnya. Ketika nyamuk menggigit seseorang, mereka tidak menyuntikkan darah dari seseorang sebelumnya yang mereka gigit ke orang berikutnya. Jadi, Anda tidak bisa mendapatkan HIV dari nyamuk atau serangga penghisap darah lainnya.
Penggunaan Toilet Publik
Mitos lain adalah bahwa penggunaan toilet publik dapat menyebabkan penularan HIV. Penularan HIV melalui toilet publik adalah tidak mungkin. Seperti yang telah disebutkan, virus HIV tidak bisa hidup lama di luar tubuh manusia. Sehingga, kontak dengan permukaan toilet tidak menyebabkan penularan HIV.
Donasi Darah
Beberapa orang mungkin berpikir bahwa mendonorkan darah bisa mengakibatkan penularan HIV. Ini juga tidak benar. Pusat donor darah modern dan terakreditasi secara ketat memeriksa setiap sampel darah untuk berbagai penyakit, termasuk HIV, dan mengikuti prosedur sterilisasi yang ketat. Menjadi donor darah tidak menambah risiko terkena HIV.
Penyakit AIDS dapat dicegah melalui berbagai cara, seperti perilaku seks yang aman, penggunaan jarum suntik steril oleh pengguna narkoba suntik dan penggunaan pengaman (kondom) saat berhubungan seks dengan orang yang diduga atau diketahui memiliki HIV/AIDS. Edukasi tentang AIDS dan cara penyebarannya menjadi sangat penting untuk memutus mata rantai penyebaran penyakit ini dan mengurangi stigma dan diskriminasi terhadap penderita AIDS.