Ilmu

Frekuensi Perubahan Rona pada Citra yang Dinyatakan dalam Bentuk Kasar, Sedang, dan Halus Disebut

×

Frekuensi Perubahan Rona pada Citra yang Dinyatakan dalam Bentuk Kasar, Sedang, dan Halus Disebut

Sebarkan artikel ini

Dalam dunia pengolahan citra digital (image processing) dan analisis citra, frekuensi merupakan salah satu aspek penting yang perlu dipahami. Pada suatu citra, frekuensi perubahan rona menggambarkan seberapa cepat intensitas warna atau kecerahan berubah dari satu piksel ke piksel yang lain. Frekuensi ini dapat dinyatakan dalam bentuk kasar, sedang, dan halus. Artikel ini akan membahas mengenai frekuensi perubahan rona pada citra dan bagaimana tiap-tiap tipe frekuensi tersebut mempengaruhi karakteristik citra.

Jenis-jenis Frekuensi dalam Citra

Terdapat tiga jenis frekuensi dalam citra, yaitu:

  1. Kasar: menggambarkan perubahan intensitas warna atau kecerahan yang cepat atau mendalam antar piksel yang berdekatan, yang menciptakan detail dan kontras yang kuat dalam citra.
  2. Sedang: menggambarkan perubahan intensitas warna atau kecerahan yang cukup cepat antar piksel yang berdekatan, yang menciptakan detail dan kontras yang seimbang dalam citra.
  3. Halus: menggambarkan perubahan intensitas warna atau kecerahan yang lambat antar piksel yang berdekatan, yang menciptakan detail dan kontras yang rendah dalam citra, sehingga membuat citra tampak lebih halus atau lembut.

Aplikasi Frekuensi dalam Pengolahan Citra

Frekuensi perubahan rona dalam citra memiliki berbagai aplikasi dalam pengolahan dan analisis citra, di antaranya:

  1. Filtering atau perapian: Filter atau penyaring digunakan untuk mengurangi atau meningkatkan frekuensi tertentu pada citra. Contohnya, low-pass filter (LPF) digunakan untuk mengurangi frekuensi kasar pada citra, sehingga citra menjadi lebih lembut. Sebaliknya, high-pass filter (HPF) digunakan untuk meningkatkan frekuensi kasar, sehingga citra menjadi lebih tajam.
  2. Segmentasi: Frekuensi digunakan sebagai dasar untuk menyegmentasi suatu citra menjadi beberapa subcitra. Metode segmentasi berbasis frekuensi sangat berguna dalam mengidentifikasi objek atau fitur yang memiliki perbedaan frekuensi dengan latar belakangnya.
  3. Kompresi citra: Dalam teknik kompresi citra, frekuensi digunakan untuk mengurangi redundansi data. Contohnya, dalam metode kompresi JPEG, hasil Discrete Cosine Transform (DCT) digunakan untuk mengurangi frekuensi halus pada citra, yang kemudian dikompresi dengan efisien.

Kesimpulan

Frekuensi perubahan rona pada citra yang dinyatakan dalam bentuk kasar, sedang, dan halus merupakan aspek penting dalam pengolahan dan analisis citra digital. Pemahaman mengenai frekuensi dalam citra serta penerapannya dalam berbagai teknik pengolahan citra, seperti filtering, segmentasi, dan kompresi, sangat penting untuk menghasilkan citra berkualitas tinggi dan efisien.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *