Pengawetan adalah suatu proses yang dilakukan untuk melindungi makanan dari kerusakan akibat aktivitas mikroorganisme patogen, enzim, serta oksidasi. Bahan makanan seperti ikan dan daging adalah salah satu komoditas makanan yang mudah rusak, oleh karena itu perlu dilakukan pengawetan. Salah satu metode pengawetan yang sering digunakan adalah dengan cara pengasapan, pengeringan, penggaraman, pengacaran dan penggunaan bahan kimia.
Pengasapan
Pengasapan adalah teknik pengawetan yang sama-sama efektif pada ikan dan daging. Proses ini menghasilkan rasa dan aroma yang unik yang lebih disukai oleh konsumen. Hal ini berfungsi untuk mengurangi kadar air dalam makanan dan menghalangi perkembangan mikroorganisme.
Pengeringan
Pada bahan ikan dan daging, pengeringan sering digunakan dalam kombinasi dengan metode pengawetan lainnya. Proses ini bekerja dengan menghilangkan air dari makanan untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme.
Penggaraman
Penggaraman adalah metode pengawetan tradisional yang efektif untuk ikan dan daging. Garam dapat mengekstraksi kelembapan dan menciptakan lingkungan yang tidak ramah bagi mikroorganisme.
Pengacaran
Jika pengasaman digunakan, asam mampu menghentikan pertumbuhan dan reproduksi mikroorganisme, sehingga mencegah kerusakan pada ikan dan daging.
Penggunaan Bahan Kimia
Pengawet kimia juga umum digunakan dalam pengawetan ikan dan daging. Sejumlah bahan kimia, seperti natrium nitrit dan natrium benzoate, digunakan untuk mencegah kerusakan bakteri dan oksidasi.
Dari berbagai metode pengawetan ini, produsen makanan biasanya memilih metode berdasarkan pada bahan yang mereka olah, kondisi penyimpanan, dan preferensi pasar. Lebih penting lagi, metode pengawetan harus memastikan keamanan makanan dan tidak merusak kualitas rasa dan nutrisi dari ikan dan daging.
Jadi, jawabannya apa?
Jadi, salah satu pengolahan bahan ikan dan daging yang sering dilakukan adalah pengawetan seperti pengasapan, pengeringan, penggaraman, pengacaran, dan penggunaan bahan kimia. Penggunaan metode atau kombinasi metode tertentu akan tergantung pada berbagai faktor termasuk jenis makanan, kebutuhan penyimpanan, dan preferensi konsumen. Dalam semua kasus, tujuannya tetap sama, yaitu memperpanjang umur simpan makanan dan mencegah pertumbuhan mikroorganisme yang dapat merusak makanan.
