Terdapat variasi genre dalam dunia sastra yang tak terhitung jumlahnya, menggembirakan dengan ragam cerita dan penggambaran imajinatif. Salah satu genre yang paling dikagumi oleh pembaca dari berbagai latar belakang usia dan budaya adalah genre fantasi. Genre ini membebaskan pembaca untuk melakukan petualangan di dunia yang jauh berbeda dari realitas, dengan makhluk, pahlawan, dan konflik yang unik. Dalam cerita, unsur yang menjaga alur dinamis dan menarik adalah konflik. Bagian cerita yang berfungsi khusus untuk mengembangkan konflik ini disebut dengan “rising action” atau “aksen naik”.
Rising Action sebagai Pengembang Konflik
Tak bisa dipungkiri, konflik adalah jantung dari cerita apa pun, membebani karakter dengan tantangan yang harus diatasi dan mendorong perkembangan cerita. Pada cerita fantasi, konflik sering kali ada pada skala yang besar dan dramatis – baik itu pertempuran melawan naga yang mengerikan atau upaya untuk menggulingkan raja tiran.
“Rising action” adalah bagian cerita di mana ketegangan dan konflik dalam plot semakin meningkat dan intens. Aksen naik ini biasanya bermula setelah “pengenalan” (introduction) dan berakhir dengan “klimaks” (climax). Sepanjang bagian “rising action”, konflik dan tantangan yang dihadapi oleh karakter utama akan makin bertambah dan munculnya rintangan baru. Di sini, pembaca diperkenalkan kepada berbagai antagonis atau hambatan yang menghalangi karakter utama dalam mencapai tujuannya.
Rising action memberikan pemahaman lebih dalam tentang karakter dan lingkungan mereka, dan juga memperlihatkan kemampuan, tekad, dan evolusi karakter utama seiring menghadapi konflik yang muncul. Hal ini menciptakan investasi emosional dari pembaca, mempertajam minat dan rasa penasaran mereka tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.
Contoh Rising Action dalam Cerita Fantasi
Dalam seri fantasi seperti “Harry Potter” karya J.K. Rowling, bagian “rising action” bisa dilihat ketika Harry dan teman-temannya mencari cara untuk menghentikan Lord Voldemort. Mereka menghadapi berbagai rintangan dan musuh, seperti Basilisk di Kamar Rahasia, atau turnamen berbahaya di Piala Api. Semua ini mengarah pada klimaks dari masing-masing buku, di mana Harry harus menghadapi Voldemort atau pengikutnya.
Secara singkat, “rising action” sangat penting dalam membangun dan mengembangkan konflik dalam cerita fantasi. Bagian ini mempermudah penjelasan dan pemahaman atas latar belakang konflik dan mempengaruhi aspek penting lainnya seperti karakterisasi dan world-building.
Jadi, jawabannya apa? Bagian cerita yang berfungsi mengembangkan konflik dalam cerita fantasi adalah “rising action” atau aksen naik. Itu adalah bagian cerita yang membangun ketegangan, melibatkan pembaca, dan pada akhirnya membuat jalan bagi klimaks yang menentukan dan memuaskan.