Pancasila adalah dasar filsafat dan ideologi negara Indonesia yang menjadi pegangan utama bagi seluruh warganegara. Pancasila bukan hanya sekadar ajaran, tetapi juga representasi identitas dan kepribadian bangsa Indonesia. Sebagai kepribadian, Pancasila diharapkan mampu diwujudkan dalam sikap dan perilaku penganutnya. Namun, apa sebenarnya makna dari Pancasila sebagai kepribadian yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku penganutnya?
Pancasila sebagai kepribadian mengandung makna bahwa setiap warga negara Indonesia harus menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila ke dalam dirinya. Dengan kata lain, kepribadian seseorang harus mencerminkan lima sila yang ada di dalam Pancasila. Hal ini tentunya berkaitan erat dengan sikap dan perilaku sehari-hari karena kepribadian seseorang akan termanifestasi melalui dua hal tersebut.
Sikap dan perilaku yang mencerminkan Pancasila di antaranya adalah sikap yang menghargai kebhinekaan dan kerjasama, sikap yang menjunjung tinggi keadilan sosial, dan perilaku yang mematuhi hukum dan aturan. Perilaku yang mencerminkan Pancasila juga berarti melakukan kegiatan sehari-hari dengan niat mengabdi kepada bangsa dan negara.
Mengapa penting mengimplementasikan Pancasila dalam sikap dan perilaku kita? Pancasila merupakan jati diri dan kepribadian bangsa Indonesia. Dengan mewujudkan Pancasila dalam perilaku dan sikap sehari-hari, kita telah berkontribusi dalam menjaga dan melestarikan jati diri tersebut. Selain itu, dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila, kita telah berpartisipasi dalam membangun Indonesia menjadi negara yang maju, adil, dan makmur.
Jadi, jawabannya apa?
Makna dari Pancasila sebagai kepribadian yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku penganutnya adalah bahwa setiap warga negara diharapkan mampu menjalankan nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila. Hal ini diwujudkan melalui sikap dan perilaku yang mencerminkan Nilai Pancasila, seperti menghargai kebhinekaan, menjunjung tinggi keadilan sosial, mematuhi hukum dan aturan, serta berani berjuang untuk kesejahteraan bangsa dan negara. Dengan begitu, Pancasila tidak hanya menjadi sebuah doktrin, tetapi menjadi bagian dari hidup sehari-hari.
