Pelayaran Hongi dan perlawanan Sultan Hasanuddin terhadapnya merupakan bagian integral dari sejarah Indonesia, khususnya di era penjajahan Belanda. Untuk memahami konteksnya sepenuhnya, mari kita telusuri masing-masing elemen ini secara lebih rinci.
Apa itu Pelayaran Hongi?
Pelayaran Hongi adalah taktik yang digunakan oleh VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie atau Perusahaan India Timur Belanda) pada abad ke-17 dan 18 untuk mengendalikan produksi rempah-rempah di Maluku. Strategi ini melibatkan penggunaan kapal perang (dihongi atau dihongi dalam bahasa Maluku) oleh VOC untuk membakar dan menghancurkan perkebunan rempah-rempah yang tidak tunduk pada monopoli mereka. Melalui strategi ini, VOC berhasil meredupkan kompetisi dan menjaga kontrol harga atas rempah-rempah.
Mengapa Sultan Hasanuddin Menentang Pelayaran Hongi?
Sultan Hasanuddin adalah seorang penguasa dan pejuang dari Kesultanan Gowa, Sulawesi Selatan, yang terkenal karena perlawanannya melawan penjajahan Belanda. Salah satu bentuk penjajahan ini adalah pelayaran Hongi yang mencoba merugikan rakyat dan ekonomi lokal.
Sultan Hasanuddin melihat bagaimana taktik ini membahayakan kerajaan dan rakyatnya. Kerusakan pada perkebunan rempah-rempah berarti rakyatnya kehilangan mata pencaharian dan pendapatan mereka. Lebih dari itu, pelayaran Hongi menunjukkan gangguan ekonomi dan kedaulatan yang tidak dapat diterima oleh Sultan Hasanuddin.
Dia berani menentang VOC dan strategi pelayaran Hongi mereka, yang mengakibatkan serangkaian peperangan. Hasilnya, Hasanuddin dipuji sebagai “Ayam Jantan dari Timur” karena keberanian dan perjuangannya untuk masyarakatnya.
Hal ini mencerminkan betapa pentingnya memiliki pemahaman mendalam tentang sejarah dan perjuangan rakyat Indonesia terhadap penjajahan. Memahami konteks dan alasan mengapa Sultan Hasanuddin menentang Pelayaran hongi adalah bagian besar dari pemahaman ini.
Jadi, jawabannya apa? Pelayaran Hongi adalah strategi ekonomi penjajahan yang merusak yang dipraktikkan oleh VOC; alasan yang sama mengapa Sultan Hasanuddin, yang berdedikasi untuk melindungi rakyat dan kerajaannya, berani menentangnya.
