Saat kita membahas tokoh sehebat Nabi Muhammad SAW, akan ada begitu banyak aspek yang dapat dicermati dan disyukuri. Salah satunya adalah bagaimana beliau menghadapi musuh-musuhnya, terutama mereka yang pernah berusaha untuk membunuhnya. Sikap Nabi besar kita ini tidak hanya mencerminkan kedalaman karakternya tetapi juga merupakan manifestasi dari ajaran Islam yang beliau perjuangkan.
Mendapatkan Ancaman
Pada saat penyebaran Islam di Mekkah pada abad ke-7, Nabi Muhammad SAW menghadapi banyak tantangan dan ancaman, baik secara pribadi maupun kepada umat muslim yang baru saja menerima ajaran Islam. Ancaman pembunuhan pun kerap kali mengintai beliau, yang utamanya datang dari kaum kafir Quraisy.
Memilih Hijrah daripada Konfrontasi
Dalam menghadapi ancaman tersebut, Nabi Muhammad SAW tidak pernah membalas dengan kekerasan. Bahkan saat Saif, seorang prajurit Quraisy, berusaha membunuh Nabi di gua Thaur saat hijrah, Nabi justru memperlihatkan kasih sayang dan pengampunan.
Sekilas pandang, Nabi Muhammad SAW tidak memilih untuk berkonfrontasi dan berperang. Alih-alih, beliau memilih hijrah ke Madinah. Hijrah ini bukanlah tindakan pengecut, tetapi langkah bijaksana untuk menjaga kehidupan umatnya, dan membuka peluang bagi penyebaran Islam di tempat yang lebih aman dan kondusif.
Pengampunan yang Luar Biasa
Peristiwa puncak yang menunjukkan sikap Nabi Muhammad SAW terhadap orang-orang yang hendak membunuhnya adalah saat Fathu Makkah (penaklukan Makkah). Ketika Nabi Muhammad dan pasukannya memasuki kota tersebut tanpa perlawanan, beliau tidak membalas dendam atas semua perlakuan buruk dan ancaman yang pernah beliau alami. Malahan, beliau mengampuni penduduk Makkah, termasuk mereka yang pernah berusaha membunuhnya.
Pengampunan ini bukanlah tanda kelemahan, tetapi tanda kesabaran, kebijaksanaan, dan kekuatan karakter. Nabi Muhammad SAW memilih pengampunan dan cinta kasih sebagai alat untuk merubah hati mereka yang dahulu memusuhinya.
Kesimpulan
Dari semua peristiwa yang terjadi, kita dapat melihat betapa luar biasanya sikap Nabi Muhammad SAW terhadap orang-orang yang hendak membunuhnya. Beliau memilih hijrah, kasih sayang, dan pengampunan daripada balas dendam dan kekerasan. Inilah pengajaran yang dapat kita ambil, bahwa dalam setiap ujian dan cobaan hidup, sikap kita terhadapnya sangat penting dan dapat berdampak pada hasilnya.
Jadi, jawabannya apa? Sikap Nabi Muhammad SAW adalah sikap pengampunan dan belas kasihan, sejalan dengan ajaran Islam yang membimbing umatnya untuk selalu memilih jalan perdamaian dan kasih sayang. Ini adalah contoh nyata bagaimana dia membimbing umatnya untuk merespon ujian dan cobaan dengan sikap yang baik.