Pengelompokan negara-negara dalam kategori negara maju dan negara berkembang menjadi salah satu cara untuk melihat tingkat kemajuan serta kesejahteraan suatu negara. Namun, apa saja kriteria yang menjadi acuan dalam pengelompokan ini? Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai dasar pengelompokan negara menjadi negara maju dan negara berkembang.
Kriteria Pengelompokan
Berbagai indikator digunakan untuk mengklasifikasikan suatu negara sebagai negara maju atau negara berkembang. Beberapa indikator utama meliputi:
- Pendapatan per Kapita: Salah satu kriteria yang paling umum digunakan adalah pendapatan per kapita atau Gross National Income (GNI) per kapita. Negara maju biasanya memiliki pendapatan per kapita yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara berkembang. Organisasi untuk Kerjasama dan Pengembangan Ekonomi (OECD) menggunakan batas pendapatan per kapita sebesar USD 12.055 sebagai negara maju.
- Industri dan Infrastruktur: Negara maju cenderung memiliki sektor industri yang berkembang pesat, serta infrastruktur yang mapan. Sementara itu, negara berkembang biasanya masih bergantung pada sektor pertanian dan memiliki infrastruktur yang kurang memadai.
- Tingkat Pendidikan dan Kesehatan: Negara maju umumnya memiliki tingkat pendidikan dan kesehatan yang lebih baik, dengan angka melek huruf yang tinggi dan angka harapan hidup yang lebih panjang. Di sisi lain, negara berkembang sering kali menghadapi tantangan dalam menyediakan pendidikan dan layanan kesehatan yang memadai.
- Kualitas Hidup: Tingkat kualitas hidup yang lebih tinggi adalah karakteristik dari negara maju. Hal ini mencakup akses mudah ke layanan publik, perumahan yang memadai, dan kebebasan sipil. Negara berkembang, sebaliknya, mungkin menghadapi masalah dalam memastikan kualitas hidup yang baik untuk warganya.
- Indeks Pembangunan Manusia (IPM): IPM merupakan indikator yang dikembangkan oleh PBB untuk mengukur kemajuan suatu negara dalam hal pendidikan, kesehatan, dan pendapatan. Negara dengan IPM tinggi biasanya dianggap sebagai negara maju, sedangkan negara dengan IPM lebih rendah digolongkan sebagai negara berkembang.
Apakah Pengelompokan Ini Masih Relevan?
Seiring berjalannya waktu, perdebatan mengenai relevansi pengelompokan negara maju dan negara berkembang menjadi semakin signifikan. Banyak ahli yang berpendapat bahwa pembagian ini terlalu baku dan seharusnya diperluas agar lebih inklusif terhadap negara-negara dengan perkembangan yang beragam. Selain itu, dibutuhkan indikator yang lebih komprehensif untuk mengukur kemajuan suatu negara, seperti keberlanjutan lingkungan dan kebahagiaan warga.
Jadi, jawabannya apa?
Dalam konteks saat ini, pengelompokan negara menjadi negara maju dan negara berkembang lebih didasarkan pada kombinasi berbagai indikator seperti pendapatan per kapita, IPM, kualitas hidup, infrastruktur, dan tingkat pendidikan. Namun, relevansi pengelompokan ini semakin dipertanyakan, dan kita perlu mengembangkan sistem klasifikasi yang lebih inklusif dan komprehensif untuk menggambarkan perkembangan negara-negara di dunia saat ini.