Akulturasi merujuk pada fenomena sosial di mana dua atau lebih budaya berinteraksi dan saling mempengaruhi satu sama lain, sehingga menghasilkan perubahan. Dalam konteks Indonesia, pengaruh kepercayaan asli berhasil bertahan dan berakulturasi dengan agama yang datang dari luar seperti Hindu dan Budha.
ARSITEKTUR TEMPEL
Contoh paling jelas akulturasi ini terlihat pada arsitektur Candi Borobudur. Meskipun dibangun setelah kedatangan agama Buddha, banyak elemen desain dan motif asli Nusantara yang diincorporate. Misalnya, relief pada dinding candi yang menggambarkan kisah-kisah Jataka — cerita tentang kehidupan sebelumnya Buddha — juga menggambarkan adegan kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa kuno.
UPACARA ADAT
Selain itu, akulturasi juga terlihat dalam berbagai upacara adat dan ritual keagamaan yang masih bertahan hingga saat ini. Misalnya, upacara odalan di Bali yang menjadi bagian integral dari kehidupan sosial dan keagamaan masyarakat Bali dan memiliki banyak unsur kepercayaan asli Indonesia.
SENI DAN KESUSASTRAAN
Seni dan kesusastraan juga menunjukkan akulturasi ini. Kita bisa melihatnya dalam epos “Ramayana” dan “Mahabharata” yang telah disesuaikan dengan konteks lokal dan dikembangkan menjadi berbagai bentuk seni seperti tari dan wayang.
FILSOFI KEHIDUPAN
Gagasan tentang dharma dan karma dalam agama Hindu dan Budha menggabungkan sejauh mana orang Indonesia memadukan ajaran tersebut dengan kepercayaan asli mereka, seperti dalam ide dasar tentang keseimbangan antara manusia dan alam.
Dengan demikian, kita bisa melihat bahwa pengaruh Hindu-Budha dan kepercayaan asli Indonesia saling berhubungan dan membentuk suatu entitas yang unik dan berbeda, namun tetap memiliki keterkaitan dengan sumbernya. Jadi, jawabannya apa? Jawabannya jelaskan bahwa kita memiliki sebuah kebudayaan yang berasal dari akulturasi antara kebudayaan Hindu-Budha dan kepercayaan asli Indonesia yang tetap bertahan zaman.