Ilmu

Berikut Yang Bukan Alasan Mendel Menggunakan Kacang Kapri Sebagai Tanaman Percobaan

×

Berikut Yang Bukan Alasan Mendel Menggunakan Kacang Kapri Sebagai Tanaman Percobaan

Sebarkan artikel ini

Gregor Mendel, seorang ilmuwan Austria, dikenal sebagai “Bapak Genetika Klasik”. Ilmuwan ini terkenal atas penelitian groundbreaking-nya yang mengacu pada hukum pewarisan sifat. Untuk melaksanakan penelitian ini, Mendel menggunakan kacang kapri (Pisum sativum) sebagai tanaman percobaan.

Ada berbagai alasan mengapa Mendel memilih kacang kapri sebagai bahan penelitian genetikanya. Faktor-faktor tersebut termasuk siklus hidup kacang kapri yang relatif pendek, kapasitas kawin silang yang mudah dilakukan, serta adanya variasi jelas pada sepuluh karakter yang berbeda.

Namun ada satu poin yang sering menjadi missconception atau salah pengertian, tersebut dianggap sebagai alasan Mendel menggunakan kacang kapri.

Bahan Siap Pakai untuk Seleksi Mutasi

Banyak yang mengira bila Mendel memilih kacang kapri karena tanaman ini berfungsi sebagai bahan siap pakai untuk seleksi mutasi. Seleksi mutasi adalah proses pemilihan organisme yang telah mengalami mutasi untuk kemudian dikembangkan dalam penelitian selanjutnya. Namun, sebenarnya ini bukanlah alasan Mendel memilih menggunakan kacang kapri.

Mendel menghabiskan beberapa tahun dalam penelitian tanaman ini, namun tidak dalam konteks seleksi mutasi. Ia justru fokus dalam memahami bagaimana sifat-sifat dari kacang kapri dapat diturunkan dari generasi ke generasi dan keterlibatan apa saja yang mempengaruhi proses tersebut.

Pendekatan Mendel lebih ke observasi dan klasifikasi dari sifat-sifat yang ada pada kacang kapri, seperti warna bunga dan panjang batang, bukan mencari dan mengembangkan mutasi baru.

Jadi, jika kita ditanya Berikut yang bukan alasan mendel menggunakan kacang kapri sebagai tanaman percobaan adalah, jawabannya adalah ‘sebagai bahan siap pakai untuk seleksi mutasi’.

Jadi, jawabannya apa? Mendel memang menggunakan kacang kapri sebagai bahan penelitian, tetapi bukan untuk tujuan seleksi mutasi, melainkan untuk mempelajari pewarisan sifat dan proses genetika yang terjadi secara alami pada tanaman tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *