Ada sebuah cerita dari sebuah lingkungan tempat tinggal yang akrab dan harmonis. Salah satu tokohnya adalah Bu Marni, tetangga yang baik dari Bu Hannah. Memasuki musim liburan, Bu Marni mengambil inisiatif untuk membuat dua jenis kue yang sama yang selalu dibuat oleh Bu Hannah.
Bu Marni memiliki persediaan bahan yang cukup untuk membuat kedua jenis kue tersebut – tepung terigu sebanyak 4.100 gram dan keju parut sebanyak 770 gram. Dia ingin memaksimalkan penggunaan bahan-bahan ini seefisien mungkin untuk menghasilkan jumlah kue maksimum tanpa mengorbankan rasanya.
Mengingat keju ada dalam jumlah terbatas, Bu Marni membuat strategi cerdik. Untuk adonan kastengel, dia mengurangi takaran tepung terigu menjadi 300 gram, sedangkan sebelumnya mungkin membutuhkan lebih dari itu. Dengan begitu, lebih banyak keju bisa dia curahkan untuk meningkatkan rasa kejunya.
Sementara itu, untuk adonan nastar, dia memutuskan untuk menambahkan sejumlah 100 gram tepung terigu. Mungkin hal ini dilakukan untuk memastikan tekstur dan kekenyalan adonan nastar tetap mengesankan walaupun takaran kejunya tidak sebanyak adonan kastengel.
Selama proses pembuatan kue, untuk bahan lainnya dia menyesuaikan dengan baik sesuai dengan takaran yang diinginkan. Tentu ini memerlukan pengalaman dan ketelitian yang baik dalam memasak. Betapapun juga, kue yang dia buat pasti akan sangat lezat karena dibuat dengan hati dan maksimal dalam pemanfaatan bahan.
Dengan cara ini, Bu Marni berhasil memanfaatkan bahan yang dia miliki dengan maksimal dan efisien. Ia berhasil membuat kue yang sama lezatnya tanpa harus menghabiskan banyak bahan.
Akhirnya, bisakah kita tebak berapa banyak kue yang bisa dihasilkan Bu Marni dengan memanfaatkan bahan-bahan ini? Jadi, jawabannya apa?
