Dalam ajaran Islam, kepercayaan terhadap kehidupan setelah mati adalah bagian penting dari aqidah atau keyakinan. Ada beberapa tahapan yang akan dilalui oleh setiap jiwa setelah meninggal dunia, salah satunya adalah Padang Mahsyar. Saat ini, orang akan menerima pembalasan atas semua tindakan mereka selama hidup di dunia, baik itu baik atau buruk. Hari ini sering dihubungkan dengan penyesalan dan pertanggungjawaban, sebuah momen krusial dimana setiap orang akan mengalami penyesalan mendalam atas dosa yang mereka lakukan.
Hari penyesalan atas dosa seseorang pada saat di Padang Mahsyar dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah “Yaumul Hasrah”. Ini adalah hari dimana setiap orang akan menyesali perbuatan buruknya di dunia.
Yaumul Hasrah merupakan hari penuh penyesalan besar bagi setiap individu yang telah melanggar batas-batas Allah selama hidupnya di dunia. Setiap orang akan merasakan penyesalan mendalam atas semua dosa yang mereka lakukan dan berharap bisa kembali ke dunia untuk memperbaiki semua kesalahannya.
Perasaan penyesalan ini akan dirasakan oleh setiap jiwa, baik mereka yang beriman maupun tidak. Dalam konsep kehidupan setelah mati dalam agama Islam, ini adalah hari pembalasan, dimana semua perbuatan baik dan buruk akan dipertanggungjawabkan.
Konsep Yaumul Hasrah ini diterangkan dalam Al-Qur’an Surat Az-Zumar ayat 56 yang artinya: “Agar jangan sampai datang kepada seseorang diantara kamu maut, lalu ia berkata: “Ya Tuhanku, sekiranya Engkau memberi tangguh kepadaku sampai kepada waktu yang dekat (sebentar lagi), supaya aku dapat bersedekah dan menjadi seorang yang soleh”.
Jadi, umat Islam diajarkan untuk selalu mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah mati dan berusaha semaksimal mungkin untuk menghindari penyesalan di hari pembalasan, Yaumul Hasrah.
Jadi, jawabannya apa? Hari penyesalan atas dosa seseorang pada saat di Padang Mahsyar disebut dengan Yaumul Hasrah.
