Kosakata baku dalam bahasa Indonesia memiliki aneka ragam contoh yang menunjukkan berbagai ciri. Pleonasme merupakan salah satu ciri kosakata baku yang dianggap tidak diperlukan karena mengandung pengulangan atau penyampaian informasi yang sama. Dalam artikel ini, kita akan membahas tiga contoh ciri kosakata baku yang tidak mengandung arti pleonasme.
1. Ciri Kosakata Efisien
Kosakata baku yang efisien mengandung makna yang jelas dan singkat. Contohnya, kata “mendukung” sudah mencakup makna bahwa seseorang atau sesuatu memberikan dukungan kepada pihak lain. Kosakata ini tidak mengandung arti pleonasme karena tidak terdapat pengulangan makna yang sama.
2. Ciri Kosakata dengan Kata Kerja yang Tepat
Menggunakan kata kerja yang tepat dalam kosakata baku menunjukkan kejelasan makna dari tindakan yang dilakukan. Contohnya, kata “memindahkan” menggambarkan tindakan untuk mengubah posisi atau tempat suatu objek dari satu titik ke titik lain. Kata ini tidak mengandung pleonasme karena menyampaikan makna yang spesifik dan tidak memerlukan tambahan kata lain yang memberikan makna yang sama.
3. Ciri Kosakata dengan Kata Sifat yang Khas
Menggunakan kata sifat dengan makna yang khas dalam kosakata baku menambah kejelasan dalam menggambarkan suatu kata benda. Contohnya, kata “pahit” yang digunakan untuk menggambarkan rasa sebuah makanan atau minuman. Kata ini tidak mengandung arti pleonasme karena menggambarkan sifat yang spesifik dan tidak dapat digantikan dengan kata sifat lain yang memberikan informasi atau makna yang sama.
Jadi, jawabannya apa? Ketiga contoh ciri kosakata baku yang telah disebutkan, yaitu kosakata efisien, penggunaan kata kerja yang tepat, dan penggunaan kata sifat yang khas, merupakan contoh ciri kosakata baku yang tidak mengandung arti pleonasme. Dengan menghindari pleonasme dan memahami ciri-ciri kosakata baku yang baik, kita dapat berkomunikasi dengan lebih efektif dan jelas menggunakan bahasa Indonesia.