Dalam penulisan, terutama yang bersifat akademis, salah satu tipe yang sering ditemui adalah teks eksplanasi. Teks eksplanasi adalah dokumen yang menerangkan bagaimana atau mengapa suatu fenomena terjadi. Satu ciri penting dari teks eksplanasi adalah adanya aspek sebab-akibat. Namun, aspek sebab-akibat dalam teks eksplanasi tidak selalu mencakup semua hal. Artikel ini akan membahas aspek-aspek tersebut dengan lebih detail.
Pengenalan Struktur Sebab-Akibat
Pada dasarnya, struktur teks eksplanatif mengandung serangkaian pengertian atau proses yang menyebabkan sesuatu terjadi. Struktur umumnya meliputi:
- Pendahuluan – tempat di mana fenomena yang akan dijelaskan diperkenalkan.
- Penjelasan Sebab – bagian ini menerangkan sebab-sebab dari fenomena tersebut.
- Pemaparan Akibat – ini menjelaskan hasil atau akibat dari sebab-sebab yang telah diterangkan sebelumnya.
Aspek yang Termasuk dalam Sebab-Akibat
Aspek sebab-akibat dalam teks eksplanasi umumnya meliputi:
- Ekspresi Kausalitas – frase atau kata-kata yang langsung menciptakan hubungan sebab-akibat antara dua atau lebih gagasan atau peristiwa (misalnya “karena”, “sehingga”, “akibatnya”).
- Urutan Logis – penjelasan diorganisir dengan cara yang membuat pemahaman dari sebab ke akibat menjadi alami dan logis.
- Rinci dalam penjelasan tentang penyebab dan akibat – memastikan pembaca mengerti hubungan dan konsekuensi dari peristiwa yang diterangkan.
Aspek yang Tidak Termasuk dalam Sebab-Akibat
Namun, perlu diperhatikan bahwa aspek sebab-akibat dalam teks eksplanasi tidak mencakup:
- Berdasarkan pendapat atau perasaan subjektif penulis. Meskipun penulis mungkin memiliki pendapat atau perasaan tentang masalah tersebut, ini tidak termasuk dalam hubungan sebab-akibat yang dijelaskan.
- Menerapkan bias atau prasangka. Teks eksplanatif harus objektif dan berfokus pada fakta dan bukti, bukan interpretasi penulis.
Jadi, jawabannya apa? Sangat mungkin bahwa setiap pembaca memiliki pemahaman yang berbeda atau lebih luas tentang definisi sebab-akibat dalam konteks teks eksplanatif. Maka, penting bagi kita untuk selalu berusaha memahami dan mempertanyakan pemahaman kita sendiri agar dapat menghasilkan atau membaca teks dengan pemahaman yang lebih baik dan lebih jelas.