Nabi Muhammad SAW adalah seorang yang diutus oleh Allah SWT untuk menyampaikan wahyu-Nya kepada umat manusia. Selama hidupnya, beliau mendapatkan wahyu berulang kali yang kemudian menjadi sumber hukum dan aturan dalam agama Islam, termasuk di dalamnya adalah wahyu yang turun kedua kalinya.
Pertama kali Nabi Muhammad menerima wahyu saat berada di gua Hira. Wahyu yang pertama ini biasa disebut sebagai wahyu Al-Alaq, dan berisikan lima ayat pertama dari Surah Al-Alaq (96:1-5). Dalam wahyu ini, Nabi Muhammad SAW diperintahkan untuk membaca dalam nama Tuhan yang menciptakan.
Sedangkan wahyu kedua kali yang turun kepada Nabi Muhammad SAW adalah perintah untuk berdakwah. Menurut sejarah Islam, wahyu ini turun kira-kira tiga tahun setelah wahyu pertama. Dikisahkan bahwa malaikat Jibril datang membawa wahyu ini selagi Nabi Muhammad SAW sedang sedang bersolat di Ka’bah.
Allah berfirman dalam surah Al-Muddathir (74:1-7): “Hai orang yang berkemul selimutkan diri, bangunlah dan berilah peringatan. Tuhanmu agungkan. Pakaianmu bersihkan. Najis hindarilah. Janganlah memberi terus menerus dengan harapan akan mendapat imbalan lebih banyak. Dan untuk Tuhanmu, sabarlah.”
Dalam konteks ini, “orang yang berkemul selimutkan diri” merujuk kepada Nabi Muhammad SAW yang sering mengisolasi diri untuk merenung. Wahyu ini bukan hanya perintah untuk memulai misi pembinaan keimanan umat manusia, tetapi juga perintah untuk menjalankan kehidupan yang suci dan menjauhkan diri dari segala sesuatu yang menjijikkan.
Melalui wahyu ini, Nabi Muhammad menerima tugas untuk mengajarkan manusia tentang agama, etika, dan cara hidup yang baik. Beliau juga diperintahkan untuk menjaga kebersihan pribadi dan spiritual, serta menjauhi perilaku yang dibenci oleh Tuhan. Semuanya ini merupakan fondasi dari berdakwah yang harus dilakukan oleh seorang nabi.
Jadi, jawabannya apa? Wahyu yang turun kedaa kalinya kepada Nabi Muhammad SAW adalah perintah untuk berdakwah, menjaga kebersihan, dan menjauhkan diri dari perilaku yang tidak disenangi oleh Tuhan. Hal ini mencerminkan esensi penting dari ajaran Islam dan misi dakwah yang menjadi tanggung jawab setiap Muslim.