Jeruk keprok merupakan salah satu varietas jeruk yang cukup populer di Indonesia. Rasanya yang manis dan segar membuat jeruk keprok disukai oleh banyak orang. Meskipun secara umum memiliki ciri khas berkulit agak kasar, ternyata ada juga jeruk keprok berkulit halus. Perbedaan ini menjadi perhatian tersendiri bagi para pecinta jeruk keprok.
Kenapa Jeruk Keprok Berkulit Halus lebih Dominan?
Ada sejumlah alasan yang menjadikan jeruk keprok berkulit halus lebih dominan dibandingkan jeruk keprok berkulit kasar. Pertama, dari segi estetika, jeruk keprok berkulit halus lebih menarik mata konsumen. Warna kulitnya yang cerah dan bersih membuatnya tampak lebih fresh dan menggoda.
Kedua, buah dengan kulit yang halus biasanya lebih mudah untuk dikupas. Ini tentu memberikan kemudahan bagi konsumen saat memakan jeruk keprok. Sebaliknya, jeruk berkulit kasar cenderung lebih sulit dikupas dan bisa menyulitkan konsumen.
Ketiga, jeruk keprok berkulit halus juga dinilai memiliki rasa yang lebih enak. Kulit jeruk yang halus biasanya menandakan bahwa daging buah di dalamnya juga kenyal dan manis.
Dampak yang Ditimbulkan
Dominasi jeruk keprok berkulit halus ini ternyata juga memberikan dampak terhadap produksi dan permintaan pasar. Para petani cenderung lebih banyak menanam jeruk keprok berkulit halus karena permintaan pasar yang lebih tinggi. Selain itu, tingginya permintaan ini juga membuat harga jeruk keprok berkulit halus cenderung lebih mahal dibandingkan jeruk keprok berkulit kasar.
Sementara itu, jeruk keprok berkulit kasar menjadi varietas yang langka dan tidak mudah ditemukan. Meskipun sebenarnya, buah ini juga memiliki rasa yang tidak kalah enak dan kandungan nutrisi yang hampir sama dengan jeruk keprok berkulit halus.
Tentu hal ini menjadi perhatian penting bagi agribisnis dan konsumen, untuk mendorong keberlanjutan varietas jeruk keprok berkulit kasar agar tidak punah dan tetap bisa dinikmati oleh generasi mendatang.
Pertanyaan: Jeruk Keprok Berkulit Halus Dominan Terhadap Jeruk Keprok Berkulit Kasar
Setelah membahas tentang kecenderungan dominasi jeruk keprok berkulit halus terhadap jeruk keprok berkulit kasar, pertanyaannya kemudian adalah, “Mengapa hal ini terjadi dan apa dampaknya?” Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa dominasi ini dipengaruhi oleh faktor estetika, kemudahan konsumsi, dan rasa yang lebih enak. Adapun dampaknya, pasar menjadi cenderung mengarah pada produksi jeruk keprok berkulit halus, sementara jeruk keprok berkulit kasar menjadi semakin langka.
Jadi, jawabannya apa? Jawabannya adalah, dominasi jeruk keprok berkulit halus terjadi karena faktor estetika, kemudahan konsumsi dan rasa yang dinilai lebih enak oleh para konsumen. Untuk itu, diperlukan upaya penyeimbangan produksi dan peningkatan apresiasi terhadap jeruk keprok berkulit kasar agar varietas ini tetap dilestarikan.