Lagu tradisional atau musik rakyat adalah salah satu bentuk seni budaya yang digunakan oleh masyarakat untuk mengungkapkan perasaan dan emosi. Sebagai media untuk menyampaikan nilai-nilai budaya dan sejarah, lagu tradisional seringkali memiliki aturan khusus, khususnya dalam penulisan liriknya. Salah satu contoh lagu tradisional dengan aturan khusus dalam liriknya adalah lagu pantun, sebuah bentuk puisi lisan Melayu klasik.
Pantun adalah sejenis sastra lisan yang sangat populer di kalangan masyarakat Melayu di Malaysia, Brunei, Indonesia, dan Singapura. Dalam pantun, ada aturan khusus tentang struktur dan isi dari liriknya. Setiap bait pantun biasanya terdiri dari empat baris, dan dua baris pertama (sampiran) umumnya tidak memiliki hubungan langsung dengan dua baris terakhir (isi). Selain itu, pantun juga menekankan penggunaan rima dalam liriknya.
Contoh lain dari lagu tradisional dengan aturan khusus dalam penulisannya adalah lagu haiku Jepang. Meski lebih dikenal sebagai bentuk puisi, haiku juga sering disertakan dalam lagu-lagu tradisional Jepang. Haiku memiliki struktur yang ketat, terdiri dari tiga baris dengan pola suku kata 5-7-5.
Lagu ghazal dari Persia dan Asia Selatan juga memiliki aturan khusus. Lagu ini biasanya bersifat melankolis dan berpusat pada cinta, kerinduan dan kehilangan. Ghazal selalu memiliki bait-bait yang terdiri dari dua baris (sher), dan setiap bait harus mengandung pemikiran atau gagasan yang lengkap.
Meskipun masing-masing memiliki aturan yang berbeda-beda tergantung pada asal-usul geografis dan budaya mereka, yang umum dalam lagu-lagu tradisional tersebut adalah bahwa aturan penulisan lirik mereka berfungsi untuk menjalankan konvensi dan tradisi, mempertahankan identitas budaya, dan memfasilitasi penyebaran lagu dari generasi ke generasi.
Jadi, jawabannya apa? Lagu tradisional yang memiliki aturan khusus tentang liriknya termasuk dalam genre pantun, haiku, dan ghazal.
