Nabi Yusuf, dikenal juga sebagai Joseph dalam tradisi agama Yahudi dan Kristen, merupakan tokoh ikonik dalam Seri Nabi dalam agama Islam. Pada titik penting dalam ceritanya, Nabi Yusuf dipisahkan dari ayahnya, Yakub, yang juga merupakan Nabi. Skenario ini menetapkan premis bagi pertemuan yang sangat emosional antara ayah dan anak nabi di masa mendatang. Karena itu, dapat dibayangkan bagaimana bahagianya nabi Yakub ketika diberi kesempatan untuk bertemu dengan putranya, Nabi Yusuf, setelah perpisahan panjang yang penuh kesedihan.
Kisah Nabi Yusuf dijelaskan dengan detail dalam Surah Yusuf dalam Al-Quran, yang merupakan satu-satunya surah yang menceritakan kisah seseorang nabi secara lengkap. Dalam kisah ini, Nabi Yusuf dipisahkan dari ayah tercinta dan keluarganya karena kecemburuan saudara-saudaranya sendiri.
Nabi Yakub merasa sangat sedih dengan hilangnya Yusuf dan bahkan menjadi buta karena menangis terus menerus untuk putra kesayangannya. Dalam keadaan ini, dia terus berdoa kepada Allah dan selalu berharap untuk reuni dengan Nabi Yusuf.
Setelah bertahun-tahun berpisah, tanggal reuni mereka akhirnya tiba. Ketika Nabi Yusuf menjabat sebagai gubernur Mesir, dia mengundang seluruh keluarganya untuk tinggal di Mesir. Cerita reuni mereka digambarkan dalam Al-Quran dengan sangat indah dan emosional. Nabi Yusuf dinyatakan pergi menemuinya dan menuntunnya kembali ke Mesir. Setelah bertemu Nabi Yusuf, ayahnya menangis sampai akhirnya bisa melihat kembali (Quran 12:93–96).
Perasaan Nabi Yakub dalam pertemuan ini dapat di deskripsikan sebagai penuh kebahagiaan, haru, dan lega. Bukan hanya karena dia melihat kembali putranya setelah absen panjang, tetapi juga karena bimbingan dan berkah Allah yang mengarahkannya melalui keputusasaan dan ujian seberat itu.
Kisah ini mengajarkan kita tentang keteguhan iman, kesabaran, dan harapan yang tidak pernah berakhir bahkan di tengah tantangan paling berat sekalipun. Menegaskan bahwa Allah selalu ada bagi hamba-Nya yang beriman dan kembali kepada-Nya di saat sukacita dan cobaan.
Jadi, jawabannya apa? Perasaan Nabi Yakub ketika bertemu kembali dengan Nabi Yusuf adalah campuran antara kegembiraan, haru, dan lega. Pertemuan yang mengharukan ini tidak hanya menandai akhir dari penderitaan panjang Nabi Yakub, tetapi juga memulihkan kepadanya penglihatan dan ketenangan hati, sebagai bukti kasih Allah kepada hamba-Nya yang sabar dan bertakwa.