Dalam perencanaan keuangan, memahami kemampuan uang bekerja sangatlah penting. Salah satu cara agar uang kita bisa bekerja dan memberikan hasil lebih adalah dengan melakukan deposito atau menyimpan uang di bank. Pak Andi, sebagai seorang investor cerdas, memahami benar hal ini dan memutuskan untuk menyimpan uang sebesar Rp2.000.000.000,- di sebuah bank BUMN dengan tingkat suku bunga tahunan sebesar 12%.
Pada dasarnya, suku bunga berperan sebagai insentif bagi investor seperti Pak Andi untuk menyimpan uangnya di bank. Ini merupakan sejenis imbalan yang diberikan oleh bank atas kepercayaan dan risiko yang diterima oleh pemilik dana. Dengan tingkat suku bunga sebesar 12%, berapakah simpanan Pak Andi tiga tahun kemudian atau pada akhir tahun ketiga?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita dapat menggunakan rumus perhitungan bunga majemuk, yang dinyatakan dalam persamaan berikut:
A = P (1 + r/n) ^ (nt)
dengan:
A = Jumlah uang di masa depan
P = Jumlah uang awal atau prinsipal
r = Suku bunga tahunan dalam bentuk desimal
n = Jumlah periode compound per tahun
t = Jumlah tahun
Pada situasi ini:
P = RP 2.000.000.000,-
r = 12% atau 0.12
n = 1 (karena kita mengasumsikan bunga dihitung secara tahunan)
t = 3 tahun
Jadi jika kita masukkan angka-angka tersebut ke dalam rumus, maka akan menjadi:
A = 2.000.000.000 (1 + 0.12/1) ^ (1*3)
= 2.000.000.000 * (1.12) ^ 3
= 2.000.000.000 * 1.404928
= Rp2.809.856.000,-
Jadi, berdasarkan perhitungan di atas, maka pada akhir tahun ketiga, simpanan Pak Andi di bank BUMN tersebut akan menjadi sebesar Rp2.809.856.000,-.
Jadi, jawabannya apa? Simpanan Pak Andi akan bertambah menjadi Rp2.809.856.000,- pada akhir tahun ketiga dengan suku bunga 12%.